Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Xennials dan Masa Depan Peradaban Manusia

2 November 2018   21:57 Diperbarui: 2 November 2018   22:17 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah menjadi postulat bahwa tiap-tiap generasi manusia memiliki karakter atau sifat umum yang relatif khas. Karakter yang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi zamannya masing-masing, terutama oleh kemajuan dan perkembangan teknologinya.

Secara teknis, rentang tahun kelahiran digunakan oleh para ahli terkait dalam mengklasifikasikan jenis generasi manusia. Tahun-tahun yang dipilih berdasarkan dinamika atau peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di dalam setiap zaman.

Tulisan singkat ini hanya membahas Xennials, generasi yang lahir antara tahun 1975 dan tahun 1985, karena sifatnya aktual dan tanpa bermaksud menafikan generasi-generasi lainnya, generasi yang akan menentukan bagaimana nasib peradaban manusia dalam satu dekade ini hingga dua dekade ke depan.

Mengapa Xennials?

Istilah Xennials pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 oleh Sarah Stankorb dan Jed Oelbaum di dalam artikel majalah Good, "Reasonable People Disagree about the Post-Gen X, Pre-Millennial Generation". Istilah yang berasal dari gabungan Generasi X dan Millenials.

Xennials merupakan generasi hibrid, generasi peralihan atau generasi transisi yang menjadi cirikhas utamanya dan sekaligus hal yang menjadikannya sebagai generasi yang sangat istimewa. Generasi yang mengkombinasikan kelebihan Generasi X dan Generasi Millenials.

Masa kecil hingga remaja Xennials berada dalam lingkungan sosial yang didominasi oleh teknologi analog, sedangkan masa dewasanya berada dalam lingkungan sosial yang didominasi oleh teknologi digital.

Mereka menyaksikan dan mengalami sendiri bagaimana transisi teknologi dari analog ke digital, seperti mesin ketik manual ke personal computer, telepon ke smartphone, penyimpanan data di kertas ke floppy disk (disket) ke flashdisk, hingga ke cloud dan dari model sosial budaya yang dipengaruhi oleh teknologi analog seperti surat menyurat melalui media kertas hingga aktivitas sosial budaya yang dipengaruhi oleh teknologi digital, terutama oleh internet khususnya sosial media, aplikasi teknologi digital yang benar-benar telah mengubah wajah peradaban manusia secara sangat signifikan.

Dengan demikian mereka mengalami dua masa yang sangat berbeda dari sisi teknologi dan dari sisi sosial budaya.

Kondisi yang sangat mempengaruhi karakter psikologis generasi ini, kondisi yang membuat mereka sangat istimewa, dimana mereka memahami benar letak kelebihan dan kekurangan kedua masa tersebut. Menjadikannya sebagai salah satu patokan dasar dalam menciptakan suatu teknologi dan atau dalam membuat keputusan-keputusan penting ketika mereka berada pada posisi-posisi penting dalam suatu organisasi.

Tidak berlebihan jika Athan Slotkin (Kontributor Forbes) menyebutkan bahwa generasi ini akan menyelamatkan manusia dari dampak negatif teknologi. Bagaimana? Karena dalam satu-dua dekade ke depan, dalam rentang usia 50-60, Xennials akan menguasai panggung dunia. Menempati posisi-posisi penting di dalam perusahaan-perusahaan swasta, organisasi-organisasi kemasyarakatan dan di lembaga-lembaga pemerintahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun