Mohon tunggu...
Ajun Pujang Anom
Ajun Pujang Anom Mohon Tunggu... Guru - Guru Plus-plus

Sedang menikmati peran sebagai guru sekaligus penulis, dan pembicara di bidang literasi, metode pengajaran dan media pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menul-menul Akeh Isine

13 Januari 2019   09:26 Diperbarui: 13 Januari 2019   10:02 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Ajun Pujang Anom

Setelah sekian lama mengarungi dunia menulis, saya baru tahu apa filosofi dibaliknya. Ternyata filosofinya sangatlah sepele. Seperti judul tulisan ini, "Menul-menul Akeh Isine". Ungkapan ini adalah ungkapan dalam Basa Jawa, yang apabila diterjemahkan menjadi begini, "montok penuh isinya".

Lha kok gitu? Iya gitu. Cobalah tengok kata menulis ini. Lalu jajarkan dengan yang ini, menul-menul akeh isine. Apa yang Anda temukan? Yupz betul sekali tebakannya. Menul-menul akeh isine ini merupakan kepanjangan dari kata menulis.

Bagi yang belum paham maksud saya, perhatikan baik-baik huruf yang dicetak berikut ini. MENUL-menul akeh ISine. Bagaimana? Apa yang Anda dapatkan? Baiklah jika sudah mengerti.

Mungkin di benak Anda timbul pertanyaan, mengapa memakai Basa Jawa? Jawabannya adalah karena saya orang Jawa, je. Makanya saya menggunakan Basa Jawa.

Mungkin jawaban ini bagi Anda tidak memuaskan dan muncullah pertanyaan lanjutan seperti ini, "Bukankah itu cenderung lokalistik?"

Basa Jawa adalah bagian dari Budaya Indonesia. Ini artinya juga, Basa Jawa adalah "salah satu unsur" Bahasa Indonesia. Banyak orang yang bilang junjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Saat ada yang berkata atau menulis dalam Bahasa Daerah. Tapi anehnya mereka dalam keseharian, suka berbahasa asing. Mana jiwa nasionalis mereka? Sok-sokan jadi patriotis. Mereka inilah perusak Indonesia. Menghina warisan adiluhung dari nenek moyang kita. Hanya ada dua kata, bagi mereka, Enyahlah atau Bertobatlah.

Weladalah, kok saya malah marah-marah. Maafkan saya.

Baiklah back to the topic. Lho kok saya ikut-ikutan pakai bahasa asing?

Menul-menul akeh isine atau montok penuh isinya ini menyiratkan bahwa pekerjaan menulis meskipun terlihat pekerjaan yang ringan, namun melibatkan banyak aktivitas. Tidak cuma dengan duduk belaka. Ada banyak proses di dalamnya. Sekalipun yang dilakukan adalah menulis hal-hal yang imajinatif.

Dari sini nampak, menulis bukanlah hal yang boleh dianggap remeh. Apalagi menulis menjadi petunjuk besar-kecilnya atau maju-mundurnya suatu peradaban.

Maka jika ada yang mengaku-aku menjadi kaum terpelajar, tapi kok nggak mau menulis. Berarti ini sudah terang benderang, bahwa pengakuannya itu hanyalah mengada-ada. Bukan begitu, Kisanak?

Sumber gambar: cookpad.com

#edisimencak-mencaktapisantai

Bojonegoro, 13 Januari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun