Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Pernah Ingin Dikudeta oleh "Setan Gundul"?

13 Mei 2019   05:50 Diperbarui: 13 Mei 2019   11:09 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SBY pernah ingin dikudeta saat masih menjabat presiden.

Seperti diketahui Ketua Umum Partai Demokrat ini pernah menjabat Presiden Republik Indonesia dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014.

Pada tahun berapa SBY pernah ingin dikudeta dan siapa yang mengatakannya?

Menurut Kivlan Zen, sejumlah perwira TNI bersenjata berencana ingin mengkudeta SBY pada 2006. Rapat rencana kudeta dilakukan di Banten dan dihadiri nama besar lainnya.

"Ada basoka, ada segala macam. Ingat nggak dia, siapa yang menyelamatkan dia dari mau kudeta itu, waktu dia presiden?" kata Kivlan Zen seperti dikutip dari tempo.co.

Masih menurut Kivlan Zen, ia yang menyelamatkan SBY dari rencana kudeta tadi. Bukan hanya itu saja jasanya kepada SBY, tapi tidak pernah mendapat imbalan.

Ia pun mengancam akan membuka semua aib SBY kalau dirinya masih saja diserang oleh kader-kader Partai Demokrat.

Sebelumnya Kivlan Zen menuding SBY licik, kemudian ada pernyataan "Mayjen Kunyuk" dari politikus Partai Demokrat. Andi Arief yang melempar isu "Setan Gundul" pun menilai manuver politik Kivlan Zen belakangan ini hanya caper (cari perhatian) Prabowo agar bisa membuat bisnis massa demonstrasi.

Ancaman dan pernyataan Kivlan Zen tadi mungkin saja dinilai oleh sebagian pihak hanya omdo (omong doang). Baru pensiunan bintang dua saja sudah omdo seperti itu, apalagi kalau pensiunan bintang empat?

Sebenarnya bukan masalah pensiunan bintang dua atau bintang berapa pun, bahkan tidak pernah berbintang di pundaknya pun tidak mengapa, sebab omongan seseorang bukan dinilai dari situ. Bukan karena pangkat, jabatan, atau status sosial orang itu, tapi "berisi" atau tidak omongannya.

Kalau memang benar pernyataannya tentang rencana kudeta tadi, ya sebutkan saja siapa perwira TNI dan nama besar yang pernah terlibat agar publik pun tahu. Mungkin saja perwira TNI atau siapa saja yang pernah terlibat rencana kudeta tadi menduduki jabatan penting dan strategis saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun