Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Fahri Hamzah Sukses Mainkan Taktik "Politik Caper"?

10 Oktober 2018   05:39 Diperbarui: 10 Oktober 2018   06:15 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: detik.com

Fahri Hamzah mengeluarkan pernyataan yang menyerang kubu Jokowi dan Prabowo. Menurutnya juru bicara (jubir) kedua kubu tersebut tidak berkelas, menanggapi isu tentang komentar salah satu jubir terkait survei Pilpres 2019 dan membandingkannya dengan Pilgub DKI Jakarta (detik.com, 9/10/2018).

Masih menurut Fahri Hamzah, seharusnya perdebatan seputar pilpres membahas masalah yang substansial, bukan isu-isu tidak penting. Ia pun menganalogikan seperti anak kecil yang berkelahi, dan berharap ada yang memisahkan, tapi orang tersebut tak datang jua, akhirnya capek sendiri.

Pernyataan Fahri Hamzah tadi mendapat serangan balik dari kubu Jokowi maupun Prabowo. Mungkin saja pernyataan Fahri Hamzah yang menyerang kedua kubu tadi hanya taktik "politik caper (cari perhatian)". 

Jika memang benar seperti itu, Fahri sukses memainkan taktiknya tadi. Pertanyaannya, mengapa politikus dari kubu Jokowi maupun Prabowo begitu mudahnya terpancing taktik yang dimainkan Fahri? Apakah masih kurang cerdas?  

Tapi kalau kurang atau tidak cerdas, mengapa bisa jadi politikus? Jangan-jangan banyak politikus di negeri ini pada dasarnya memang kurang atau tidak cerdas karena menjadi politikus hanya iseng saja?

Tidak terlalu mengherankan kalau ada politikus yang kurang atau tidak cerdas. Contohnya pada kasus hoax Ratna Sarumpaet. Para politikus yang sudah dibohongi oleh Ratna Sarumpaet hanya mengandalkan taktik "ngeles kayak bajaj" untuk menyelamatkan diri, tapi hasilnya cenderung gagal total, bahkan menjadi bahan tertawaan sebagian pihak. Dikhawatirkan kalau para politikus yang kurang cerdas itu terus saja memainkan taktik "ngeles kayak bajaj", sebagian pihak tadi bisa "Mati Ketawa ala Kasus Hoax Ratna Sarumpaet".

Jika benar Fahri Hamzah sedang memainkan taktik "politik caper", jangan-jangan ini pun termasuk pengalihan isu? Makanya politikus dari kubu Prabowo tidak terlalu keras menanggapi pernyataannya tadi?

Fadli Zon menurut berita di sini, mengungkap 6 buah laporan yang menurutnya belum ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. Amien Rais pun mengancam akan membuka kasus korupsi yang mengendap di KPK.

Tiga serangan dari tiga arah dilancarkan untuk mengalihkan isu kasus hoax Ratna Sarumpaet?

Jika benar seperti itu, bagaimana cara atau taktik kubu Jokowi menangkisnya, sekaligus membenamkan atau melumpuhkan tiga serangan dari tiga arah tadi? 

Sebenarnya mudah saja, tidak sulit dan rumit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun