Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Gerindra Ingin Menghapus Wacana Politik Kocak?

7 Maret 2018   17:00 Diperbarui: 21 Maret 2018   21:39 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kompas.com

Partai Gerindra sudah lama memberi isyarat akan kembali mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.

Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda, menurut pendapat sebagian pihak, entah sekadar menghibur atau menyemangati diri untuk terus berjuang meraih kemenangan yang gemilang hingga titik darah yang penghabisan.

Jika mengutip frasa yang pernah populer pada zaman Orde Baru, ada "Semangat 45".

Getar jiwa pun membahana
Mengusir mendung yang ada
Kekalahan hanya kemenangan yang tertunda
Merdeka, merdeka, merdeka!

Serukan semangat empat lima
Jangan ragu, laksanakan segera!
Delapan penjuru mata angin jadi saksi
Kemenangan itu datang sudah pasti (oh, yeaaah...)

Entah mengapa frasa "Semangat 45" yang sempat populer di zaman Orde Baru nyaris tak terdengar lagi saat ini. Tapi zaman memang sudah berubah, teknologi dan informasi berkembang pesat serta manusia pun tak lepas dari rasa bosan.

Apakah Partai Gerindra tidak bosan mengajukan Prabowo sebagai capres? Jika menyimak pernyataan para petinggi Partai Gerindra di media, tidak demikian halnya, bahkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menggunakan istilah "rematch".

"Ya Pak Jokowi kan incumbent. Lalu Pak Prabowo. Mungkin enggak tahu ada calon ketiga atau ini lagi. Rematch," kata Fadli Zon di sini.

Rematch! Sepertinya ada "Semangat 45" yang menggetarkan jiwa, namun seiring perjalanan waktu semangat tadi diasumsikan telah memudar mengingat antara lain:

  • Elektabilitas Presiden Jokowi jauh di atas elektabilitas Prabowo.
  • Manuver politik PDIP yang mengumumkan Jokowi sebagai capres di Denpasar, Bali beberapa waktu lalu menimbulkan sentimen politik positif bagi Jokowi, sedangkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebaliknya.
  • Wacana politik kocak ala Srimulat "Prabowo Cawapres Jokowi" pun dikumandangkan oleh politikus dari parpol pendukung Jokowi yang terkesan melecehkan dan memurukkan bakal capres Partai Gerindra tadi.

Semakin berkembang wacana politik kocak ala Srimulat tadi akan semakin memurukkan nama Prabowo. Cara yang mudah untuk mengatasinya adalah segera mengumumkan Prabowo sebagai capres yang diusung oleh Partai Gerindra.

"Waktu saja tetapi maksimal akhir Maret ini kan kita sudah jelas deklarasi calon presiden dari Gerindra," kata politikus Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun