Anies Baswedan tidak diajak atau dicegah ke podium saat Presiden Jokowi melakukan penyerahan Piala Presiden beberapa hari lalu. Kejadian atau peristiwa ini menyebabkan Anies Baswedan menjadi bahan olok-olokan di dunia maya, apalagi diberitakan muka Anies berubah seperti orang yang tak senang setelah dicegah turun oleh seorang Paspampres.Â
Peristiwa atau kejadian yang sebenarnya sepele ini menjadi viral dan cukup banyak komentar berhamburan, bukan dari kalangan masyarakat biasa saja, juga politikus seperti Fadli Zon dan Ahmad Riza Patria  dari Partai Gerindra, serta politikus kader PKS, Mardani Ali Sera (Presiden Jokowi Untung, Memangnya Siapa yang Rugi?).
Kesan terzolimi, teraniaya, terhina atau semacam itu dengan tujuan untuk mendapat simpati dan empati yang berhamburan lewat pernyataan para politikus di media massa sepertinya tidak membuahkan hasil yang cukup bagus, atau boleh dibilang mengecewakan.Â
Mengapa bisa terjadi seperti ini? Bukankah biasanya taktik playing the victim sukses menuai hasil yang menggembirakan?Â
Diperkirakan masyarakat sudah muak dan bosan dengan taktik playing the victim yang merengek-rengek, cengeng, atau kesannya seperti kaum lemah yang tak berdaya sekaligus minta dikasihani.
Tentu hal ini tidak baik jika Anies Baswedan terus menerus menjadi bahan olok-olok hanya gara-gara sebuah peristiwa, kejadian, atau masalah yang cenderung sepele saja. Maka dari itu perlu dicari solusi yang menyenangkan semua pihak atau tidak ada pihak yang dirugikan. Tapi seperti apa bentuk win win solution-nya?
Mudah saja, tidak sulit dan rumit, yaitu gunakan trik "Politik Teletubbies". Apapun masalahnya akan berakhir dengan berpelukan dan cipika-cipiki. Masalahnya pun selesai atau dianggap selesai.
Ketua SC Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait diberitakan meminta maaf dan mengaku salah. Ia pun mengakui dirinya orang yang paling bertanggungjawab atas kejadian sepele yang membuat Anies menjadi bahan olok-olokan tadi.
"Saya yang bersalah. Dan saya mohon maaf kepada Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas ketidaknyamanan ini. Kalau ada salah itu tanggung jawab saya 100 persen," katanya di sini.
Masalah sepele yang sempat ramai dibicarakan pun selesai.
Jika masih ada sebagian pihak yang mengatakan permintaan maaf tadi hanya sebuah rekayasa atau semacam itu, kemungkinan besar sebagian pihak tadi tidak atau belum mengerti tentang "Politik Teletubbies".