"Ha-ha-ha...bisa aja Mbah Mupeang ini. Mosok saya naik delman dari Solo ke Jakarta untuk mengikuti debat ini?. Naik pesawatlah!".
"He-he-he...becanda, Pak Jokowi. Nemenye juga Mbah Mupeang yang kepalanya peang. Pak Jokowi keliatannya sehat dan sudah siap dengan debat ini ya?".
" O iyaaa...saya sehat dan siap untuk berdebat, Mbah", jawab Pak Jokowi dengan senyum ramah yang menjadi salah satu ciri khasnya.
"Saya rasa sudah cukup basa-basinya. Bang Foke dan Pak Jokowi, kita mulai saja debatnya. Tapi sekali lagi saya ingin bertanya sekadar untuk menegaskan saja. Bang Foke, bener nih sudah siap?".
"Siap!", kata Bang Foke.
"Pak Jokowi, bener nih sudah siap?".
"Siap!", kata Pak Jokowi.
"Baiklah, Bang Foke dan Pak Jokowi. Silakan saja berdebat. Entah ingin bahas masalah APBD, macet, banjir, kesehatan, sekolah, transportasi, MRT, hasil data PPATK, korupsi, preman atau debat bahas manajemen yang baik dan benar untuk mengatasi semua masalah yang ada di DKI Jakarta. Intinya saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada Bang Nara dan Pak Jokowi.
Acara "Mate Lu di Mane!" dimulai dari pukul 20.00 WIB hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Bang Foke dan Pak Jokowi dikasih waktu menjawab satu pertanyaan boleh satu jam, dua jam atau tiga jam, pokoke terserah. Oke Bang Foke dan Pak Jokowi?. Saya tinggal dulu ye. Yuk, semua...daaaaaaaaah".
Saya pun beranjak dari kursi dan turun dari panggung debat yang lumayan tinggi. Sepertinya lampu penerangan di ruang studio masih kurang bagus. Saya harus hati-hati turun dari panggung supaya tidak jatuh.
"Mbah Mbah!", terdengar suara panggilan dari Bang Foke dan Pak Jokowi.