Mohon tunggu...
A Jul
A Jul Mohon Tunggu... Guru Yoga -

Ah, masa?

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Nuansa Pelangi di Kampung Nelayan yang (Bakal) Tergusur

5 April 2016   17:05 Diperbarui: 5 April 2016   17:25 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kampung Nelayan Synda Kelapa (Photo Pribadi)"][/caption]Mendengar kabar bakal ada penggusuran sebagian masyarakat di kampung nelayan, terutama yang tinggal di atas pesisir laut Jakarta rasanya tak tega melihat mereka nanti harus pergi sana. Tapi......mau gimana lagi! 

Saya tidak ingin menyatakan setuju maupun tidak setuju secara langsung. Saya hanya mau mengajak kedua belah, baik yang hendak digusur dan mau digusur bisa memahami hal yang paling mendasar mengenai kawasan. Kawasan itu bisa daratan bisa perairan.

Dalam suatu kawasan harus terjamin ekosistemnya. Terjamin keseimbangannya dan terpelihara. Setiap pihak harus dapat baik langsung atau tidak langsung menjaga keseimbangan dan keterpeliharaan ekosistemnya.

Dalam kaitannya dengan keseimbangan dan keterpeliharaan ekosistem di kawasan kampung nelayan utara jakarta itu memang harus saya katakan sudah tak seimbang dan tak terpelihara atau tak terawat lagi dgn baik, sehingga memerlukan revitalisasi. Bukan saja revitalisasi itu baik akibatnya bagi pemulihan ekosistem alamiahnya, tapi juga baik akibatnya bagi manusia yang menempati kawasannya.

Kampung (kawasan) nelayan pesisir yang sudah terlalu kotor memang harus dibersihkan. Untuk membersihkannya lagi bukan saja memerlukan adanya perubahan kebiasaan (hidup) masyarakat di kawasan, tapi juga memerlukan perubahan dalam penataan permukimannya. Dan apabila keadaan masyarakat tidak memungkinkan untuk melaksanakan upaya-upaya perubahan dan perbaikannya secara mandiri maka wajib meminta bantuan pada negara yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah DKI, dan atau atas inisiatif pemerintah DKI melakukan upaya-upaya revitalisasi di kawasan tersebut. 

Melakukan pembiaran atas telah terjadinya kerusakan ekosistem kawasan tanpa melakukan upaya revitalisasi adalah hal yang secara alamiah tidak dapat dibenarkan. Dengan demikian, masyarakat dan pemerintah DKI seharusnya bisa saling bekerja sama untuk mengembalikan kawasan ke kondisi-kondisi alamiahnya semula. Bukannya malah saling menolak dan menyalahkan seperti yang selama ini saya baca di berita-berita online. Menolak adanya upaya-upaya penataan, perbaikan dan pemulihan ekosistem di kawasan tersebut adalah tanggung jawab bersama warga dan pemerintahnya. Bukan tanggung jawab salah satunya. 

Saya membayangkan suatu keadaan sungai muara dan pesisir yang bersih, tidak mengeluarkan bau yang tak baik buat hidung dan perahu-perahu nelayan yang tetap mengisi perairan. Rumah-rumah pinggiran sungai muara dan pesisir yang sudah rapi bersih dan anak-anak kampung nelayan yang saling berlomba berenang di air pesisir laut yang bersih. Sehingga pelangi itu makin bernuansa. Indah!

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun