Mohon tunggu...
ajuanggie
ajuanggie Mohon Tunggu... Lainnya - human being

Tak berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu Janji Manis Surga

1 Mei 2016   23:37 Diperbarui: 26 Februari 2021   21:38 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wall.alphacoders.com

Hai ayah dan ibu
Aku tahu kalian merindukan kehadiranku
Setiap malam aku dengar doa kalian pada Sang Empunya

Ibu...
Hampir setiap hari Tuhan ceritakan kegelisahan diwajahmu
Menunggu kehadiranku di rahim indahmu
Aku tahu semua tak semudah khayalanmu dulu

Bersandarlah pada bahu ayah
Kau terlihat lemah, terkadang
Jangan kau paksakan hatimu yang lembut untuk menanggung penantianmu sendiri

Ayah...
Aku tahu kau tak sabar meletakkan tubuhku di perut buncitmu
Tapi aku belum bisa hadir di hari sibukmu
Aku akan hadir, pasti, pada waktu yang tepat

Kau tahu ayah...
Ibu begitu tersakiti ketika banyak orang menanyakan "aku dimana?"
Rangkul dia, ayah
Dia begitu rapuh di balik tawa riangnya
Bela dia, ayah
Saat semua berucap tentang kehadiranku

Hai ayah dan ibu
Bersabarlah, Sang Empunya lebih tahu kapan aku akan membesar di perut ibu
Tunggulah, Sang Empunya lebih tahu kapan aku akan berpeluk manja di lengan kekar ayah

Aku tahu ini sulit!
Aku pun ingin segera hadir di rumah kita
Dipenuhi dengan tangis dan tawaku, serta semua sampah hasil kotoranku

Tunggulah aku ayah, ibu
Aku pasti datang!
Sang Empunya sudah berjanji padaku, bahwa aku akan dikirim untuk membuat kalian tersenyum
Sang Empunya sudah bercerita pula tentang kalian yang begitu sabar menunggu aku

Jangan takut ayah, ibu!
Bicara orang lain tidak bisa mengubah keadaan
Mereka hanya mampu berucap tanpa berkaca

Maafkan aku, ayah dan ibu
Aku tidak bisa menghentikan ucapan orang lain tentang kehadiranku
Maafkan aku...
Karena aku, hati kalian seringkali teriris

Ayah... Ibu...
Aku selalu menunggu waktu dimana aku mengganggu tidur malam kalian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun