Mohon tunggu...
ajuanggie
ajuanggie Mohon Tunggu... Lainnya - human being

Tak berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita di Balik Cahaya Siang

1 Mei 2016   02:47 Diperbarui: 1 Mei 2016   03:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku hanya pantulan cahaya
Tersembunyi di balik jendela tua

Samar aku terlihat seolah tak beguna
Segumpal bayang gelap menutupi aku

Aku hanya tertunduk tak mengira semua kepalsuan ini
Dia ambil paksa sebagian cahayaku
Bahkan sekedar pantulan saja dia rampas

Harusnya kau yang selamatkan aku

Kau...

Tak berdaya...

Berbekal keras hati namun tak berani

Pantulan cahayaku tertutup awan pilu
Secarik kertas ku robek dan ku gores pena

Sekira tertulis ini :
"Harusnya kau yang menarik cahayaku, hingga tak hanya sekedar pantulan. Biar aku terlihat seolah nyata di sisi mu. Kau tak kuat dan lemah tak membela aku. Tak berdaya aku dibuat, ucapan dia menyayat hati ku. Merobek jantungku. Menghisap darahku. Namun kau tak pernah percaya, seolah aku berkhayal. Kau tak peduli, seolah ceritaku hanya dongeng. Aku terdiam tak bergeming. Hanya menahan dalam batin. Aku biarkan kau pilih dia, aku akan diam bersama pantulan cahayaku dan tetap menemanimu sampai apapun"

Bayangan tanganku ada di kertas yang terjatuh itu
Tetiba kau hadir dan mendorong tubuh ku
Aku terjatuh bersama pantulan cahayaku
Tersungkur perih di ujung lemari
Mencuat emosi mu bersama robekan kertasku
Protes dan tidak terima kata hati ku di kertas itu

"Pergi kau. Keluar dari rumah ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun