Mohon tunggu...
AJ Susmana
AJ Susmana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

AJ Susmana, dilahirkan di Klaten. Dapat dihubungi via Email ajsusmana@yahoo.com Selain menulis, berbagai isu sosial, budaya dan politik, juga "menulis" lagu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2024, Krisis Global, dan Kawah Candradimuka

29 Januari 2023   12:56 Diperbarui: 27 Maret 2024   12:09 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki tahun 2023, kita dihadapkan dengan kekhawatiran-kekhawatiran  yang nyata: seperti krisis pangan dan energi. Sebab dari krisis ini adalah selain pandemi covid-19 yang segera tampak berakhir, juga yang utama: Perang Rusia vs Ukraina yang belum berakhir.

Perang Ukraina vs Rusia itu jelas telah mengganggu pasokan pangan dan energi yang selama ini lancar saja. Setiap negara yang terhubung langsung dengan pasokan pangan dan energi dari Ukraina dan Rusia, terutama Eropa langsung mengalami krisis.

Dengan kasar, krisis energi itu pun dipercepat dengan dilakukannya  sabotase-sabotase pipa gas bawah laut  yang menghubungkan Rusia ke Eropa dengan kebocoran pipa gas yang disengaja.

Krisis dari Eropa ini bila tidak bisa diselesaikan malahan bisa me(diper)luas ke krisis semenanjung Korea dan juga Laut Cina Selatan tempat Negara kita terlibat langsung.

Kita lihat Dunia dipaksa berubah. Bukan sebagaimana teori perubahan dunia akibat kapitalisme yang selama ini terjadi yaitu Over Produksi, perubahan ini justru dikarenakan minusnya produksi yang membuat harga minyak dunia dan pangan melambung tinggi. Sumber pangan dan energi yang selama ini stagnan terpaksa mengalir ke Eropa yang sedang sangat membutuhkan.

Baca juga: Kabinet Prabowo

Negara-Negara di Asia Tenggara pun yang selama ini tergantung dari Amerika Serikat dan Barat dipaksa untuk mencari jalan keluar sendiri atau malahan bisa menjadi "merdeka". Filipina misalnya, mulai membuka peluang impor minyak dan pupuk dari Rusia yang dianggap harganya lebih murah.

Eropa yang mengalami dampak perang dan krisis langsung  juga dipaksa berubah dari:  yang selama ini sebagai pemuja dan penyembah Mekanisme Pasar mulai juga melakukan pengkhianatan sebagaimana dilakukan Jerman yang menasionalisasi perusahaan Gas Rusia untuk mengontrol harga.

Bagaimana dengan Indonesia? Perubahan-perubahan seperti apa yang hendak dilakukan dan kemungkinan-kemungkinannya? Apakah akan mengikuti jalan Filipina yang ternyata tidak dogmatik mengikuti jalan AS walau negaranya menjadi pangkalan militer AS? Atau Jerman yang ternyata juga tidak harus "Mekanisme Pasar", sementara kita justru selama ini berusaha mengikuti dan menyesuaikan dengan  mekanisme pasar.

Beras atau pangan, yang selama ini sudah diwanti-wanti Bung Karno, bahwa soal pangan bukanlah soal yang main-main sehingga harus memenuhi sendiri dan tidak bergantung pada asing seperti Vietnam dan Thailand  yang selama ini menjadi andalan impor beras kita bila kekurangan, sementara saat ini jelas kita kekurangan, pada tahun 2023, bila tidak disiapkan dengan betul, serius dan sungguh-sungguh, kita akan sangat kesulitan dalam bidang pangan, karena tentu saja beras Vietnam dan Thailand bisa juga mengalir ke Eropa atau negara-negara yang membutuhkan dan mau membeli dengan harga lebih tinggi. Dan kita tidak bisa impor karena terhalang "perang". Belum lagi soal Energi yang tentu juga akan turut bergejolak di dalam negeri.

Di sini,  dengan mengikuti perkembangan dunia, rupanya sangat penting dan genting tahun pergantian kekuasaan yang mendekat pada pemilu dan pilpres 2024.

Pilpres itu akan dimulai dengan krisis pangan dan energi  tahun 2023 yang harus bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah sekarang sehingga tidak menjadi chaos pada tahun politik 2024 itu dan tentu kita tidak berharap terjadi chaos dan anarkhi pada tahun 2023, bukan?   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun