Mohon tunggu...
Aulia JabbarRohman
Aulia JabbarRohman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kampanye dengan Berpendapat di Media Sosial

24 Mei 2019   05:59 Diperbarui: 24 Mei 2019   06:19 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Media Sosial adalah media online (daring) yang dimanfaatkan sebagai sarana pergaulan sosial secara online di internet. Di media sosial, para penggunanya dapat saling berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, networking, dan berbagai kegiatan lainnya. Media sosial mengunakan teknologi berbasis website atau aplikasi yang dapat mengubah suatu komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. Beberapa contoh media sosial yang banyak digunakan adalah YouTube, Facebook, Blog, Twitter, dan lain-lain.

Dengan adanya media sosial orang orang tidak harus bertemu atau bertatap muka untuk dapat berbincang, akan tetapi kegiatan yang dilakukan dalam media sosial tidak hanya dengan berbincang saja, ada juga untuk menshare kegiatan sehari-hari, berjualan, dan lain-lain. Akan tetapi dalam penggunannya juga tidak banyak orang-orang yang menyalahgunakan media sosial, penyalah gunaan media sosial banyak bentuknya seperti bullying, penipuan, hingga penyebaran berita hoax.

Dengan adanya gelaran akbar demokari Indonesia banyak partai politik dan politisi-politisi  menggunakan media sosial dalam rangka kampanye. Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman mengatakan, hingga saat ini belum ada aturan tentang kampanye di media sosial. Akan tetapi, pihak KPU dan badan pengawas pemilihan pemilu (Bawaslu) akan terus memantau media sosial para kader-kader.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) adalah salah satu partai politik yang baru di dirikan pada 16 november tahun 2014. Partai yang diketuai oleh Grace Natalie ini dalam pemilihan targetnya memilih  anak muda, dengan begitu kader yang berada di partai politik ini di isi dengan orang orang yang masih muda. Dengan memilih anak muda dalam target politiknya partai ini sangat gencar-gencarnya melakukan kampanye melalui media sosial, cara yang dilakukan sangat banyak,mulai memposting visi dan misi para calon, kegiatan dalam kampanye, mempulish video-video argumentasi.

Salah satu politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, yang menjabat sebagai ketua DPP bidang eksternal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), membuat pernyataan menyinggung soal gaya kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun aksi Tsamara tersebut dikritik oleh salah satu media Rusia, yaitu RBTH. Keduanya pun adu argumen di media sosial, RBTH mengangganggap bahwa Tsamara Amany kurang wawasan dalam melihat politk negara dan Presiden Rusia.

Dalam pernyataan dalam video yang di upload di media sosial twitter banyak sekali informasi yang Tsamara sebarkan bersifat melebih lebihkan,dan kurang akurat.  Dalam pernyataan di video itu Tsamara menyebut "Vladimir Putin bukan contoh pemipin yang baik karena ia membungkam oposisi dan pers di sana, dan dalam kepemimpinannya di warnai dengan korupsi. Nah kalau sudah tahu begitu, yakin orang seperti itu mau dijadikan standar kepemimpinan? Kalau saya tidak mau ada pemimpin seperti itu di Indonesia. Kalau kamu?" katanya.

Pembuatan video ini bermula pada sebuah twitan dari Fadli zon"klu ingin bangkit n jaya, RI butuh pemimpin seperti Vladimir Putin: berani, visioner, cerdas, berwibawa, ngga byk ngutang, nggak planga plongo". Cuitanya di twitter.dari twitan ini Tsamara Amany membuat video tersebut, Tsamara membantah tiwtan fadlizon dengan video tersebut.

Tak lama setelah Video tersebut di publikasikan ternyatan di balas oleh RBTH Kami Russia Beyond, media Rusia (yang salah satunya) dalam bahasa Indonesia. Kami pikir di sini ada kesalahpahaman soal pengetahuan anda tentang politik dan bahkan sistem pers di Rusia. Ini sangat disayangkan sekali.

Kami tidak membela siapapun, termasuk @fadlizon atau bahkan Presiden Putin. Namun, pernyataan Anda tentang negara kami, bahwa di Rusia tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia, ini menunjukkan kedangkalan wawasan.

Kami pikir, Anda perlu lebih banyak riset soal negara kami. Kami tidak ikut campur dengan politik Indonesia. Kalau ada politikus Indonesia yang mengidolakan pemimpin kami, kami bisa apa? Anda bisa juga berdiskusi dengan @RusEmbJakarta  (Russian Embassy in Indonesia, atau Pusat Kebudayaan)untuk tahu lebih banyak tentang negara kami.

                RBTH berpendapat bahwa soal korupsi di rusia memang benar adanya, dan besar. Soal peringkat Rusia benar berada di bawah Indonesia namun mereka tidak sependapat mengenai membiarkan begitu saja para koruptor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun