Mohon tunggu...
Yunuraji P
Yunuraji P Mohon Tunggu... Penulis - Orang biasa

Warga biasa yang masih berjuang dalam hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerbung] Manusia Aneh: Lomba

9 September 2019   05:41 Diperbarui: 9 September 2019   05:40 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Gimana, ly. Sudah selesai?” Suara tersebut membuyarkan lamunanku. Jimmy sedang melempar kepalanya kearahku.

“Selesai apanya? Daritadi kita Cuma menunggu pak Margo masuk kali…” Kataku setengah jengkel.

“Hehe.. Sengaja. Soalnya daripada nanti kemasukan setan lewat karena bengong.” Kata jimmy usil sambil sedikit menggetukkan kepalanya dengan tangannya dan sedikit menjulurkan lidahnya. 

Persis seperti ketika kau melihat tayangan anime-manga dimana tokoh wanita melakukan hal konyol dan ia menggetok kepalanya sendiri dengan tangannya dan sedikit memeletkan lidahnya. 

Tapi yang barusan dilakukan oleh Jimmy malah terlihat sedikit menjijikkan, karena memang tidak cocok.
Aku hanya menghela nafas lemah karena bagaimanapun masih tetap kangen dengan nuansa konyolnya Parkijo dan keseruan Neni selepas kepindahan mereka, Agak sedikit aneh bagiku untuk mengerti bagaimana sistem sekolah ini berjalan. 

Dimana perpindahan Parkijo dan Neni dan munculnya Jimmy dan Lia membuatku penasaran, namun aku tidak melanjutkan kembali karena tidak ada gunanya memikirkan hal tersebut. Sebenarnya aku bisa saja mengunjungi mereka setelah mengetahui dimana sekolah dan rumah mereka. Tetapi tetap saja ada yang hilang…
Lagi-lagi aku hanya bisa menghela nafas panjang dan lemah.

“Siang, anak-anak.” Kata Pak Margo melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas sambil membenarkan sedikit letak kacamatanya yang tidak begitu sesuai dengan jaman, bisa dibilang gayanya seperti tahun 70-90'an. 

Namun aku tidak terlalu memperdulikan hal tersebut.
“Siang, paakk…” Jawab anak-anak agak sedikit malas, mengingat siang itu yang begitu damai dan sejuk. Cocok sekali dengan istirahat siang sambil memejamkan mata dan terbangun ketika mentari telah terbenam dan mendengar bel sekolah tanda sudah waktunya untuk pulang.

“Coba sekarang buka halaman 52…”
“Pengumuman…pengumuman!” Suara pengeras kelas terdengar, memotong suara pak Margo yang sedang memberikan materi.
“Tunggu sebentar ya, anak-anak. Ada pemberitahuan.” Kata pak Margo.
“Anak kecil juga tahu kali pak,” Kata seorang anak dengan gumaman pelan, hampir tidak bisa didengar oleh pak Margo, namun satu kelas mampu mendengar gumaman anak yang konyol tersebut.

“Untuk memeringati hari jadi kota Sirabu, Sekolah kita akan mengikuti perlombaan. Ada lomba balap karung, cerdas cermat, …” Aku tidak begitu mendengarkan dan hanya menatap Tomi yang entah kenapa begitu tertarik dengan pengumuman yang disebutkan. Aku mencoba mendengarkan saja, daripada memperhatikan jendela, meskipun saat itu ada hiburan yang cukup menarik diluar jendela.  “Diharapkan yang tercantum dalam namanya agar memasuki ruang guru untuk kejelasan. Prabu jaya sentosa, Tini suwiratini, Joko nurhartono, Tomi Per…,” Kembali aku tidak memerhatikan suara tersebut karena sudah menjadi tradisi nama-nama yang masuk adalah mereka yang memiliki kualitas dan sejarah yang tidak bisa dianggap remeh untuk kepentingan sekolah dalam mendapatkan nama dan terkenal.
“Hey, kau dengar tidak lel?” Tanya Lia.
“Kenapa?” Jawabku malas.
“Ternyata Tomi masuk daftar ya.” Kata Lia.
“Ya wajarlah. Secara dia itu memang dikenal sebagai orang yang nyeleneh, tapi prestasinya mengalahkan kelakuan dan kebiasaannya.” Jawabku malas agak sekenanya.

“Demikian pengumuman untuk hari ini.” Tiba-tiba saja ada suara berisik dari dalam pengeras. “Kami mendapatkan kabar bahwa jumlah murid yang ada bertambah untuk mengikuti lomba cerdas cermat. Maka hanya akan ada dua nama yang masuk daftar.” Kata orang yang ada dalam pengumuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun