Mohon tunggu...
Setya Amrih Prasaja
Setya Amrih Prasaja Mohon Tunggu... -

Guru Bahasa Jawa SMAN 1 Sanden, Bnatul - DIY, Alumnus Sastra Nusantara UGM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Neptu dan Tahun Jawa

6 Desember 2010   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:59 10518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

TAHUN JAWA

CARA PENGHITUNGANNYA BERDASAR NEPTU

Setya Amrih Prasaja,S.S.[1]

A. PENGANTAR

Semenjak jaman dahulu sehingga sekarang ini orang Jawa masih ada yang melestarikan serta menggunakan perhitungan kalender Jawa, tahun Jawa atau juga dikenal sebagai Anno Javanicus (AJ) merupakan ciptaan Kanjeng Sultan Agung Hanyakrakusuma. Pada awalnya orang Jawa menggunakan kalender Saka - Hindu, sehubungan semakin banyaknya penganut Islam di tanah Jawa dan kerajaan Islam Jawa - Mataram berada pada puncak kejayaannya, maka Sultan Agung kemudian membuat perubahan besar - besaran pada kalender Saka dan kalender Hijriyah, yang kemudian dikenal sebagai Tahun Jawa.

Perubahan ini sendiri terjadi pada tanggal 8 Juli 1633 M, atau bertepatan dengan tahun Saka 1555, dan tahun 1043 Hijriyah, bulan dalam Tahun Jawapun kemudian diselaraskan dengan bulan dalam Tahun Hijriyah.

Meskipun tahun Jawa dan Hijriyah sama - sama berdasarkan pada rotasi bulan, namun kedua tahun ini berbeda sedikit dalam hal jumlah hari, jumlah hari tahun Jawa 354 3/8 hari sedangkan tahun Hijriyah 354 11/30 hari. dalam tahun Hijriyah setiap 30 tahun ada 11 tahun kabisat, namun pada tahun Jawa ada 3 tahun kabisat dalam 8 tahun ( sewindu ) hal ini menyebabkan tahun Jawa dan tahun Hiriyah bisa kembali sama, pada setiap 120 tahun sekali tahun Jawa maju sehari.

Tahun Jawa juga menyertakan sebuah rumus yang biasa dikenal dengan neptu , neptu ini selalu menyertai bulan, pasaran, dan hari dalam tahun Jawa, jadi setiap bulan, pasaran, maupun hari selalu disertai dengan angka neptunya masing - masing, adapun neptu itu sendiri menurut pengertian dalam kitab primbon berarti cecek atau titik sebagai penanda bilangan. Menurut pengertian ini maka bisa disimpulkan bahwa neptu merupakan titik penanda bilangan yang menyertai nama tahun, bulan, pasaran, dan hari dalam kalender Jawa.

B. NEPTU TAHUN, BULAN, PASARAN, DAN HARI

Tahun Jawa ini berhubung mengacu pada kalender Bulan seperti halnya tahun Hijriyah maka, nama - nama bulan serta hari dalam kalender Jawapun disesuaikan dengan nama bulan dan hari dalam tahun Hijriyah hanya saja ada beberapa yang sedikit berbeda seperti bisa dilihat pada tabel di bawah ini ;

v BULAN JAWA - HIJRIYAH, BESERTA JUMLAH HARINYA

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun