Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penyakit Pasca Pilpres 2014

3 Oktober 2015   17:16 Diperbarui: 3 Oktober 2015   18:03 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasca Pilpres 2014 proses interaksi dimedia sosial begitu sensitif, hubungan persahabatan banyak yang merenggang hanya karena beda pilihan, begitu juga hubungan persaudaraan. Salah bikin status bisa diserang komentar yang tidak menyenangkan, padahal komentar yang diberikan sama sekali tidak nyambung dengan status yang diposting, adakah hal ini disebabkan oleh gangguan pencernaan..(eh maaf salah gangguan kejiwaan maksud saya).

Jelas ini bukanlah situasi yang sangat kita harapkan, meski pun Pilpres sudah berlangsung kurang lebih satu tahun, namun situasi tersebut masih terus terasa sampai sekarang. Pernyataan yang sangat asumtif berdasarkan reaksi dari sebuah pemberitaan pun terkadang terasa dipelintir hanya sekedar untuk memancing respon perbedebatan yang tidak produktif, bahkan terkadang meruncing menjadi sebuah perselisihan.

Situasi seperti ini bukanlah sebuah situasi yang normal, bukanlah sesuatu yang sehat, kalau hal seperti ini terus terpelihara, maka akan mudah dimanfaatkan pihak ketiga untuk memecah belah persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Meningkatnya sentimen negatif antar masyarakat yang berseberangan dalam pilihan selama Pilpres, menjadi sumber utama gesekan, kalau hal ini tidak diantisipasi, maka benar-benar akan terpecah belah.

Padahal dalam berdemokrasi berbeda pendapat dan pilihan itu adalah hal yang biasa, janganlah perbedaan tersebut tidak bisa diterima dengan kebesaran jiwa. Yang lebih tidak masuk akal dari situasi tersebut adalah, membesar-besarkan hal yang kecil semata untuk memancing berbagai perdebatan, dari perdebatan tersebut pun tidak satu pun yang diuntungkan, yang ada hanya mempertajam permusuhan.

Berbagai bencana yang terjadi bukannya disikapi dan diatasi secara bersama-sama, tapi malah dijadikan alat untuk menjatuhkan lawan. Semakin bertambah umur negara ini tidak serta merta membuat bangsa ini dewasa dalam berpikir, bahkan malah semakin picik dalam melihat berbagai keadaan, tidaklah salah kalau Bung Karno pernah mengatakan ;

"Perjuanganku tidaklah sulit, karena hanya mengusir penjajah, tapi perjuanganmu lebih sulit, karena menghadapi bangsa sendiri"

Apa yang dikatakan Bung Karno tersebut sudah diperkirakannya terlebih dahulu, beliau mengatakan hal itu tentu ada dasarnya, dia sudah melihat gejala perpecahan itu sudah jauh sebelum menjelang ajalnya. Apakah kita rela Persatuan dan Kesatuan Bangsa ini terpecah belah hanya karena berbagai perbedaan,? Padahal Bung Karno mempersatukan bangsa ini justeru karena berbagai perbedaan. 

Semoga saja kita mau menghargai jerih payah para pendiri bangsa ini yang sudah mempersatukan kita dari berbagai suku dan bahasa, dari berbagai pandangan dan warna kulit, sehingga mnjadi bangsa yang bersatu dan berdaulat dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, biar berbeda-beda namun tetap satu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun