Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Oh Kartini, Mudahnya Melepas Keperawanan

18 April 2012   15:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:27 3278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita ini berdasarkan curhat dari seorang teman saya, Kartini namanya, tapi saya memanggilnya Tini. Ini sebuah kisah lama yang terjadi kurang lebih 10 tahun yang lalu. Tujuannya saya menuliskan cerita ini, agar ada yang bisa diambil hikmah dan manfaatnya, terutama bagi kaum wanita yang masih setia menjaga Kehormatannya. Tini seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi di jakarta. Tini berpacaran dengan Jodi, teman satu kampusnya. Entah ada angin apa Tini mau menceritakan seluk beluk hubungan asmaranya dengan Jodi. Tini pun pernah bercerita tentang kecemburuan Jodi terhadap saya, karena kami memang begitu dekat. Suatu hari Tini mengeluh tentang prilaku Jodi terhadap dia , menurut dia Jodi hanya terlihat baik jika dia sedang tidak Menstruasi, "Mas Aji..kenapa sih cowok terlihat baik kalau lagi ada maunya aja.." "Maksudnya gimana Tini..saya gak ngerti.." "Jodi mas..kalau dia mau ML aja baru deh baik..kalau aku lagi menstruasi, ada aja alasannya kalo diajak ketemu.. "Lho emang hubungan kamu sama Jodi seperti apa..emang jodi sudah perawanin kamu Tini.." "Ya mas..waktu Valentine dia kasih aku cincin sebagai tanda pertunangan kami dan kasih sayangnya.." "Hanya karena cincin itu kamu serahkan keperawanan kamu...emang cukup dengan cincin itu saja status kalian sudah dianggap tunangan.." "Habis dia meyakinkan aku..kalau cincin itu sebagai pertunangan kami.." "Terus dengan begitu kalian merasa sudah seperti suami isteri..? Aduh Tini..mahasiswi kok dangkal banget cara berpikir kamu.." "Tapi dia janji kok mas akan jadi suami saya.." *** Satu tahun berselang Tini mendatangi saya, dia menangis dipelukan saya, dia merasa menyesal, Jodi sudah kepincut wanita lain teman satu kampusnya. "Tini..kamu kehilangan keperawan karena kebodohan kamu sendiri tidak perlu kamu sesali.." "Tapi mas..cewek kalo gak perawan lagi siapa yang mau.." "Tidak semua laki-laki menuntut keperawanan Tini..semua tergantung sikap kamu.." "Kalo mas aji sendiri gimana kalo ketemu perempuan yang sudah gak perawan.." "Kalo bagi saya hal itu bukanlah sesuatu yang terpenting..kalo sudah cinta, saya bisa menerima kekurangan dan kelebihannya.." *** Memang Tini tidak pernah tahu kalau saya sudah beristri, bagi saya bersahabat saja dengan Tini sudah cukup, sekalipun Tini pernah penasaran dengan kebaikan saya pada dia, dimatanya saya baik, dan tidak pernah berusaha mengambil kesempatan untuk bercinta dengannya, sehingga itu menjadi pertanyaannya. "Mas aji..kok mas aji gak pernah mengutarakan perasaannya sama aku sih.." "Jujur aja Tini..saya sayang sama kamu, tapi kasih sayang Saya itu sayang yang tulus tanpa ada rasa ingin memiliki kamu.." "Lho emang kenapa..mas aji normalkan.." "Ya normallah..saya lebih senang kita hanya bersahabat Tini.." *** Itulah pertemuan terakhir saya sama Tini, setelah itu tidak lagi pernah bertemu, bahkan semua nomor kontak yang pernah dia berikan sudah tidak bisa dihubungi lagi. Mungkin dia kecewa, karena hubungan saya sama dia tidak pernah ada kejelasannya, hanya ada satu kenang-kenangan yang pernah diberikannya, yaitu sebuah selimut, selimut tersebut sudah lebih 10 tahun tapi masih terawat dengan baik. Cerita ini sebetulnya saya tulis, hanya ingin meyampaikan, betapa sebuah keperawanan itu begitu mudah dilepaskan hanya karena godaan dan rayuan, hanya karena sebuah cincin pertunangan yang diberikan, tanpa kesaksian keluarga kedua belah pihak, padahal keperawanan itu adalah Kehormatan bagi seorang wanita, tapi bagaimana mungkin menjadi kehormatan kalau sipemiliknya sendiri tidak menghormatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun