Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Erick Thohir Rombak Komisaris BUMN yang Cuma "Duduk Manis"

22 November 2019   07:29 Diperbarui: 22 November 2019   07:35 3171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunews.com

Kalau satu BUMN menempatkan 5 sampai 8 orang di Dewan Komisaris, sementara BUMN-nya sendiri Tidak sehat, itu artinya dewan komisaris hanya duduk-duduk manis, fungsi pengawasannya tidak efektif.

Ada kebiasaa yang kurang bagus di negeri ini, menjadikan Komisaris BUMN itu tempat penampungan para pensiunan, purnawirawan dan sebagainya, untuk sekedar balas budi dan kepentingan lainnya.

Secara fungsional tidak terlalu dipikirkan, yang penting bisa mengakomodir keberadaan mereka didalam struktur jabatan BUMN. Padahal gaji dan fasilitas yang diterima seorang komisaris di BUMN tidaklah kecil.

Ada 140-an BUMN yang akan dirombak habis oleh Erick Thohir, kalau saja satu BUMN menempat 5 komisaris, maka ada 700 komisaris BUMN yang akan terdampak perombakan tersebut.

Memang untuk memperbaiki keadaan harus berani melakukan perombakan secara besar-besaran di BUMN. Tapi juga tidak cuma sekadar berani, identifikasi persoalannya juga harus bersumber pada permasalahan pokok yang membuat bobroknya BUMN.

Sekian banyak komisaris dalam satu BUMN kalau tidak menjalankan tugas, fungsi dan wewenang, untuk apa diangkat sebagai komisaris kalau pada akhirnya tetap kementerian yang melakukan pengawasan.

BUMN sebagai perusahaan Pelat Merah, secara pengelolaan semi swasta. Harusnya semua bekerja dengan profesionalitas yang tinggi, tidak bisa cuma digunakan sebagai tempat penampungan orang-orang cuma ingin duduk Manis.

Setiap ada persoalan dan permasalahan didalam sebuah BUMN, Dewan Komisaris dan Dewan pengawas, harus mampu memberikan nasehat dan solusi pada Dewan direksi, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tupoksinya memang begitu, dan itu harus dilaksanakan secara bijak. Sampai saat ini asset dan kekayaan BUMN sudah mencapai diatas 8.000 triliun, itu adalah sesuatu yang membanggakan dan harus terus ditingkatkan.

Dengan kekayaan yang lumayan besar, tidak berarti para pejabat dijajaran BUMN harus berpoya-poya. Bahkan berdasarkan temuan Erick Thohir, ada pimpinan salah satu BUMN meskipun perusahaannya dalam keadaan merugi, tapi pimpinannya makan di Restoran yang mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun