Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bicara Ketimpangan, Anies Seperti Menepuk Air Didulang

9 November 2019   05:52 Diperbarui: 9 November 2019   05:57 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di mimbar Kongres ke-II Partai NasDem, Jum'at (8/11/2019), Anies menyoroti soal ketimpangan di Indonesia saat ini, yang menurutnya sangat luar biasa.

Bagaimana mungkin seseorang yang merasakan ketimpangan, dan kurangnya keadilan, bisa mentolerir penggunaan anggaran yang begitu luar biasa, tanpa mempertimbangkan keadilan dan pemerataan anggaran itu sendiri.

Itu sama halnya, Anies "menepuk air didulang, terpercik mukanya sendiri". Seharusnya sebagai kepala daerah dia cermat dalam pengelolaan anggaran, bukan malah jor-joran.

Bahkan, Anies juga terkesan seperti, "semut diseberang lautan tampak, sementara gajah dipelupuk mata malah tidak tampak". Bisa melihat persoalan negara yang lebih besar, tapi persoalan di internal pemerintahannya sendiri tidak terlihat.

Bagus sih punya kepedulian terhadap kondisi dan situasi negara, tapi seharusnya juga punya "sense of crisis", sehingga bisa hati-hati dan cermat dalam menggunakan anggaran.

Masih banyak persoalan Jakarta yang harus dibenahi Anies, tinggalkan dulu Gubernur rasa Presiden-nya. Selesaikan janji-janji kampanye yang masih banyak belum dipenuhi.

Sampai saat ini, usulan anggaran Pemprov DKI Jakarta saja masih terus jadi pembicaraan publik. Seharusnya itu diselesaikan terlebih dahulu sebelum membicarakan hal-hal diluar pemerintahannya.

Buka cuma Anies yang merasakan ketimpangan, masyarakat yang berhadapan langsung dengan ketimpangan juga sangat merasakan. 

Namun ketimpangan tersebut butuh tindakan kongkret untuk mengatasinya, bukan cuma dibicarakan secara politis.

Kongkretnya, Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, harus mengurangi ketimpangan yang ada di wilayah kekuasaannya. Apa langkah-langkah yang harus dilakukan Pemprov DKI untuk Ikut mengatasi ketimpangan tersebut.

Memang berdasarkan data Word Bank, Jakarta merupakan Provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah, dan Papua merupakan Provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi. Itu karena selama sekian puluh tahun, pembangunan terkonsentrasi di Pulau Jawa.

 World Bank menyoroti ketimpangan antardaerah di Indonesia yang masih tinggi. World Bank menilai bahwa ketimpangan antardaerah tetap menjadi tantangan meski pemerintah cukup berhasil menekan angka kemiskinan.

"Secara partikular, wilayah Indonesia bagian timur merupakan wilayah yang tergolong lambat dalam menekan angka kemiskinan," dikutip dari laporan World Bank dengan judul 'East Asia and Pacific Economic Update October 2019: Weathering Growing Risk' yang dilansir Bisnis.com, Sabtu 12 Oktober 2019. Sumber

Kalau cuma bicara di mimbar, tentang ketimpangan yang luar biasa di Indonesia, pastinya sangatlah mudah. Yang susah itu mengatasi dengan sebuah tindakan nyata.

Ketimpangan efek dari tidak adanya pemerataan selama puluhan tahun yang  ada di Indonesia bisa diatasi, kalau setiap daerah berperan serta dalam mengatasinya. Dengan melakukan pemetaan dan menginventarisasi wilayah-wilayah yang strata sosialnya masih sangat rendah.

Ketimpangan tidak bisa dihadapi hanya dengan keprihatinan yang bermuatan politik. Ketimpangan harus diatasi lewat langkah dan tindakan kongkrit, tanpa ada maksud dan muatan kepentingan politik didalamnya.

Rasa Presiden-nya jangan dibawa-bawa saat bertugas sebagai Gubernur. Pilpres 2024 masih jauh. Utamakan saja kepentingan DKI Jakarta, tunda dulu bicara persoalan yang diluar kepentingan masyarakat DKI Jakarta.

Soal mengolah kata dalam pidato harus diakui Anies tidak ada lawan, tenunan kata-katanya bisa menghipnotis yang mendengar pidatonya. Anies sangat cerdas dan piawai dalam hal pidato, tidak salah kalau dia harus bayar mahal konseptor pidatonya.

Tapi persoalannya, masyarakat Jakarta tidak bisa disuguhkan dengan pidato saja. Mereka juga mau melihat implementasi dari semua ucapan dan janji-janji Anies.

Bicara ketimpangan negara, tidak terlepas dari ketimpangan yang ada di Jakarta, dan daerah-daerah lainnya diseluruh Indonesia. 

Disinilah pentingnya Persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti yang dikatakan Anies pada Kongres II NasDem, JI Expo, Jakarta Pusat  Jum'at (8/11/2019). Sumber

"Hampir tidak mungkin membangun persatuan dalam ketimpangan. Membangun persatuan harus dalam kesetaraan. Membangun persatuan harus dalam rasa keadilan, dan itulah yang kita coba dorong. Saya percaya, Kongres ke-II, di tempat simpul persatuan dimulai, di kota janji kemerdekaan ditorehkan, insyaallah Kongres ke-II ini akan membawa semangat restorasi, semangat pendiri bangsa yang akan membawa Indonesia yang lebih baik," tutur Anies

Kenapa tidak mungkin,? Justeru ketimpangan itu harus diatasi secara bersama. Sementara untuk bersama-sama harus ada persatuan dan kesatuan. Begitu juga untuk mencapai keadilan, harus diupayakan bersama-sama.

Negara ini sendiri bisa merdeka karena kuatnya Persatuan dan kesatuan bangsa. Secara kondisi, masyarakat sendiri saat itu dalam keadaan dan kehidupan yang sangat sulit, tapi karena semangat dan kebersamaanlah, Indonesia Merdeka bisa dicapai.

Tidak ada yang sulit kalau ingin diatasi secara bersama-sama, yang tidak bisa itu kalau dalam kebersamaan ada yang merasa pintar sendiri, dan ingin menang sendiri, sehingga mengabaikan pentingnya persatuan.

Tidak perlu "curi panggung" untuk kepentingan 2024, yang nyata sekarang ini DKI Jakarta sangat butuh perhatian yang serius dari Gubernurnya. Tidak perlu bicara ketimpangan yang lebih luas, sementara ketimpangan di DKI Jakarta ada didepan mata.

"Kesenjangan akan hilang dengan keadilan, kesejahteraan akan datang tanpa keserakahan, mari nyanyikan nyanyian lagu cinta, mari tarikan bukan tarian perang".~ Tony Q Rastafara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun