Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negara Besar dengan Listrik Byar Pet

5 Agustus 2019   08:39 Diperbarui: 5 Agustus 2019   15:03 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Akuratnews.com

Negara dengan penduduk lebih dari 260 juta jiwa adalah tergolong negara yang besar, dengan luas negara kurang lebih 1,905 juta km. Sementara untuk kebutuhan pasokan listriknya cuma mengandalkan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Bahkan sudah 74 tahun merdeka masih ada sebagian wilayahnya yang belum bisa menikmati listrik alias berada dalam kegelapan. Papua sebagai daerah yang hasil tambangnya bisa bisa memakmurkan negara Amerika saja, penduduknya baru bisa menikmati listrik baru di era sekarang ini.

Bayangkan, kekayaan Sumber Daya alam Papua itu bisa memakmurkan rakyat Amerika, tapi rakyat Papua sendiri tidak bisa Makmur oleh kekayaan alamnya sendiri. Itu artinya ada kesalahan yang patal dalam pengelolaan negara dalam kurun waktu sekian lama.

Sama salahnya dengan membiarkan ketergantungan Sumber Daya energi pada PLN, seharusnya sebagai negara yang besar Indonesia untuk pasokan energi listriknya tidak hanya tergantung pada satu Sumber.

Masih bagus Pemerintah sekarang ini sudah membangun Pembangkit listrik tenaga angin, dan seharusnya Pembangkit Listrik tenaga Surya pun sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan kalau tidak kita juga memiliki pembangkit listrik Sumber tenaga Air.

Untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang menjangkau jumlah penduduk tersebut, pelayanan PLN pun harus lebih ditingkatkan, lebih profesional.

Bayangkan dalam satu hari seperti yang terjadi kemarin (4/8/2019), akibat matinya listrik disebagian besar Kota dipulau jawa, Indonesia seakan-akan lumpuh total, apalagi pemadaman listrik tersebut tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, tidak seperti biasanya saat akan dilakukan pemadaman, itupun tidak serentak, tapi perwilayah.

Sangat terasa selama kurang lebih 10 jam hidup tanpa listrik, persoalannya sebelumnya sudah terbiasa banyak hal menggunakan listrik. Lain persoalan kalau sebelumnya memang belum kebagian listrik, sehingga tidak terlalu tergantung pada listrik.

Semua komunikasi terputus, karena provider pun mengalami gangguan. Semua transaksi online tidak bisa dilakukan, karena gangguan sinyal dari provider tidak mendukung. Semua aktivitas seakan-akan terhenti seketika, tanpa bisa melakukan apa pun.

Apa yang terjadi sebetulnya, apakah negara sebesar ini tidak memiliki sebuah perusahaan yang mengelola pasokan listrik yang begitu canggih, yang bekerja dengan antisipasi yang maksimal, bukan bertindak hanya ketika mengalami gangguan.?

Belum lama direktur PLN ditangkap Karena terlibat kasus korupsi, itu artinya begitu besar peluang untuk korupsi di PLN. Seharusnya yang duduk menjadi direktur PLN adalah orang yang terpilih melalui mekanisme pemilihan yang ketat, yang tidak asal pilih, agar tidak memberikan peluang bagi pejabat yang bermental korup menduduki jabatan tersebut.

Sebagai perusahaan Jasa yang melayani kebutuhan masyarakat, PLN haruslah dikelola oleh orang-orang yang profesional, bukan orang-orang yang bekerja tanpa memiliki loyalitas terhadap pekerjaannya. Kalau tidak loyal pada profesinya, bagaimana mungkin bisa loyal pada negara dan bangsa.

Memang permintaan maaf dari pihak PLN terhadap pemadaman listrik bolehlah diapresiasi, tapi persoalannya banyak kerugian masyarakat terhadap pemadaman listrik yang tanpa ada pemberitahuan tersebut, itupun harusnya PLN harus pikirkan. Bisa saja masyarakat menganggap itu sebagai sebuah tindakan sabotase, tapi nyatanya masyarakat tidak berpikir demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun