Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menkumham, Setya Novanto, dan Mentalitas Petugas Lapas

17 Juli 2019   19:36 Diperbarui: 17 Juli 2019   19:38 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Tribunews.com

Kenapa ada kesan dalam masyarakat bahwa Napi Koruptor itu mendapat perlakukan khusus.? Pertanyaan ini belum bisa dijawab oleh Menkumham lewat tindakan yang kongkrit, karena masyarakat masih melihat dari pemberitaan media kalau Napi koruptor masih bisa berkeliaran diluar tahanan dengan leluasa.

Hal seperti itu bukan saja terjadi dizaman Pemerintahan saat ini, tapi Pemerintahan sebelumnya juga begitu. Kita bisa menyaksikan saat itu bagaimana Gayus Tambunan bisa berada diluar penjara secara leluasa. Sekarang kita dipertontonkan Setya Novanto bisa berkeliaran, meskipun katanya dengan pengawalan.

Barusan kita membaca pemberitaan, bahwa Setya Novanto tidak kerasan berada di Lapas Gunung Sindur, karena tidak nyaman dengan Napi narkoba dan Teroris. Lantas dengan berbagai alasan, Menkumham pun memisahkan kembali Setya Novanto ke Lapas Sukamiskin, dengan alasan sudah tobat.

Memangnya negara, khususnya Menkumham cuma mengurus Setya Novanto kerjaannya.? Kok begitu istimewanya Setya Novanto dimata negara, sehingga Menkumham harus fokus mengurus soal perpindahannya dari satu Lapas ke Lapas lainnya, memangnya Menkumham tidak punya urusan lain selain mengurus Setya Novanto.

Kenapa tidak dibiarkan Setya Novanto di Lapas Gunung Sindur, bukankah pemahaman dan pemberian hukuman itu tujuannya untuk memberikan efek jera.? Lantas kalau semua keinginan Napi dituruti atas dasar nyaman dan tidak nyamannya dia dalam tahanan, buat apa dia ditahan dan menerima hukuman.

Persoalannya bukan dimana dia ditahan, tapi soal mentalitas aparat Lapas yang sangat mudah memberikan keleluasaan bagi Napi korupsi. Inilah yang harus disikapi oleh Menkumham, seringkali kita melihat aparat lalai dalam hal tanggung jawab, mudah diajak kerjasama dengan Napi.

Itulah kenapa Napi Koruptor dan Napi Narkoba sangat bisa memberikan kenyamanan kepada petugas Lapas, hal seperti ini sudah menjadi rahasia Umum. Masyarakat juga tahu bagaimana Nazarudin bisa mengendalikan bisnisnya dari dalam penjara.

Begitu juga para Bandar Narkoba yang ditahan masih bisa menjalankan usahanya dari dalam penjara. Jadi persoalan sesungguhnya bukanlah Lapasnya, tapi mentalitas petugas Lapas yang harus diawasi.

Jadi lucu kalau melihat Menkumham hanya berkutat pada persoalan Setya Novanto, seakan-akan tidak Ada persoalan lain yang lebih penting dari itu untuk diurus. Biarkan Setya Novanto menikmati seperti apa yang seharusnya dia rasakan, sebagai bentuk imbalan dari perbuatannya, bukan negara harus meninabobokkannya dengan kenyamanan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun