Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pilgub Jambi 2020, Mengubah Mindset Pemilih dan Calon Gubernur

20 Juni 2019   22:39 Diperbarui: 20 Juni 2019   22:40 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: Poskotanews.com

Jangan Takicuh Penampilan Fisik Cagub

Dalam artikel ini penulis mengajak mengubah prilaku, Pola berpikir (Mindset) pemilih maupun Calon Gubernur (Cagub) dalam menghadapi Pemilihan Gubernur (Pilgub), 2020 yang akan kita hadapi satu tahun kedepan.

Masyarakat sebagai Pemilih, harus mengubah Pola berfikir atau Mindset dalam menentukan pilihan Cagub, jangan lagi "Takicuh" (Tertipu) dengan penampilan fisik seorang Cagub.

Pengalaman pada pemilihan Gubernur sebelumnya harus menjadi pelajaran. Pemimpin itu harus bisa melayani, bukan minta dilayani. Pemimpin minta dilayani itu sudah usang, sekarang jamannya pemimpin yang melayani.

Betapa masyarakat Takicuh dengan penampilan fisik seorang Gubernur yang gagah, tampan dan terkenal, yang pada akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak bisa mengubah keadaan lebih baik.

Maka selanjutnya, pada Pilgub 2020 yang akan datang, mindset dalam memilih seorang Cagub harus diubah, pilihlah Cagub yang mau bekerja keras, yang memiliki visi membangun jauh kedepan, bukan Cagub yang senang bekerja dibelakang meja.

Cukuplah Takicuh cuma satu kali saja, jangan lagi mau Takicuh oleh janji-janji yang muluk. Siapapun Cagubnya jangan dilihat cuma penampilan fisiknya, tapi lihat juga rekam jejak dan hasil kerjanya.

Dan hindari Cagub yang banyak ngabisin duit untuk jadi Gubernur, karena nantinya kalo jadi Gubernur, dia akan terlebih dahulu mengembalikan  yang sudah dihabiskannya untuk menjadi Gubernur. 

Cerdas dalam memilih itu penting, salah memilih maka akan menanggung selama 5 tahun kedepan.

Fenomena Tradisi Pilgub

Apa yang Anda bayangkan di musim Pilgub.? Apakah Anda melihat orang-orang pintar adu pintar, atau Anda melihat orang-orang berduit adu banyak-banyakan duit untuk Ikut pemilihan Gubernur.?

Itulah fenomena sekarang ini, hanya orang berduit yang bisa Ikut pemilihan Gubernur. Punya prestasi, pintar, dan punya skill yang mumpuni, tidak punya basis politik, dan tidak punya duit, jangan harap Anda bisa ikut kontestasi. Itulah kondisi nyata perpolitikan kita, yang menjadi tradisi politik yang kurang baik dalam suksesi kepemimpinan.

Padahal Almarhum Gus Dur pernah memberi contoh, untuk menjadi Presiden cukup dengan modal dengkulnya Amien Rais, tanpa perlu ngoyo dia bisa jadi Presiden. Memang sih bukan sistem pemilihan langsung, dimana saat itu Presiden masih menjadi Mandataris MPR.

Tapi sebetulnya untuk menjadi Gubernur pun bisa tanpa perlu harus jor-joran mengeluarkan uang, tapi memang harus memiliki prestasi yang luar biasa sehingga dilirik banyak orang. Kalaupun tetap harus mengeluarkan uang, mungkin tidak perlu jor-joran.

Sudah menjadi rahasia Umum, seperti apa seorang Bupati atau Walikota yang Ikut kontestasi Pilgub, menguras pundi-pundi keuangannya, dan seperti apa dia mengumpulkan uang segitu banyak untuk persiapan Ikut kontestasi Pilgub.

Mindset ini harus diubah kalau ingin mendapatkan seorang Gubernur/Kepala Pemerintahan yang bersih dan berintegritas, kalau ini tidak diubah maka tradisi tersebut akan terus berlangsung, pemimpin yang berkualitas jangan harap bisa didapatkan.

Penulis : Aji Najiullah Thaib (Ajinatha)
Putra Daerah Jambi, Pekerja Seni, Pengamat Media Sosial, berdomisili di Jakarta
Alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun