Prabowo kembali sujud syukur hanya atas dasar klaim kemenangan sepihak, yang sama sekali sulit untuk dibuktikan keabsahannya. Lagi-lagi atas bisikan orang-orang yang kompetensinya sebagai penentu kemenangan tidak diakui secara hukum dan Undang-Undang.
Berat sekali tanggung jawab Prabowo kepada pendukungnya. Sementara orang-orang disekitarnya yang haus jabatan, tidaklah peduli dengan apa Yang dirasakan Prabowo. Mereka malah menjerumuskan Prabowo pada tindakan yang inskonstitusional.
Bukan tidak ada orang-orang yang baik disekitar Prabowo, mereka ada disekitar Prabowo hanya memandang dari jauh, karena mereka tidak punya tempat untuk mendekat, karena Prabowo sudah dikelilingi oleh pemujanya, apapun yang akan mereka katakan untuk kebaikan Prabowo, pasti tidak lagi akan didengar.
Jangan salahkan Partai koalisi kalau mereka memilih jalan sendiri-sendiri, Karena mereka ada tapi tidak dimanfaatkan secara maksimal keberadaannya. Padahal Koalisi seharusnya seperti sebuah Orkestra, harus mampu menghasilkan sebuah orkestrasi yang harmoni.
Begitulah prinsip perjuangan dalam kebersamaan, semua dipikirkan bersama baik buruknya, semua diputuskan dimusyawarahkan secara bersama, agar keputusan yang dihasilkan bisa dipertanggungjawabkan secara bersama, untuk kebaikan bersama.
Sebagai pemimpin sebuah Orkestra, Prabowo tidak bisa cuma asyik sendiri dengan pendengarannya, dia pun harus bisa melihat semua ketimpangan yang ada dalam Orkestra, dan memperbaikinya agar bisa menghasilkan orkestrasi yang harmoni.