Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis

PAN Seperti Ingin Menikmati Buah yang Matang Dipohon

26 April 2019   09:02 Diperbarui: 26 April 2019   09:34 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manuver politik PAN sangat mudah terbaca, mentang-mentang politik itu tidak memerlukan konsistensi, prilaku tidak konsisten menjadi cara berpolitik sebagian besar Politisi PAN. Kalau tidak berpolitik dua kaki, bukan PAN namanya.

Pasca Pilpres 2014, PAN pindah gerbong dari Koalisi Merah Putih (KMP), ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH), Koalisi yang mengusung Jokowi sebagai Pemenang Pilpres 2014. Seperti penikmat buah yang matang dipohon.

Ada sinyalemen kalau PAN akan mengulangi hal yang sama pasca Pilpres 2014. Menikmati buah yang matang dipohon, tanpa perlu Ikut menanamnya, adalah hal yang paling nikmat.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mengatakan partainya akan menentukan arah dukungannya pasca Pemilu 2019. Hal ini, ia katakan terkait dengan pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Jokowi.

Saat Prabowo Syukuran dan Munajat Kemenangan Prabowo-Sandi' itu digelar di Padepokan Pencak Silat TMII, Rabu (24/4/2019), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu 24 April 2019.

Pertemuan Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, saat proses pelantikan Gubernur Maluku juga merupakan sinyal PAN angkat kaki dari koalisi Prabowo-Sandi.

Jadilah ini bisik-bisik tetangga, yang bisa saja bukan sekedar pertemuan biasa. Jokowi sudah punya pengalaman berkoalisi dengan PAN, dimana PAN secara terang-terangan menjadi oposisi didalam Koalisi, jelas ini akan menjadi pelajaran yang pahit.

Bermain didua kaki sudah menjadi Tabi'at politik PAN. Tidak bisa lagi berkoalisi setengah hati, PAN harus satu paket dengan Amien Rais, kalau tidak bisa seperti itu, secara tegas Koalisi Kerja Indonesia Maju harus menolaknya, jangan sampai Amien Rais menjadi 'duri dalam daging.'

Kalau ada kader PAN yang dianggap berpotensi, seharusnya tidak perlu membuka peluang untuk berkoalisi dengan PAN. Politik menghalalkan untuk bermain kasar kok, tarik saja politisinya, masukkan menjadi kader Partai koalisi yang ada, kalau tidak ingin loncat pagar, jangan direkrut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun