Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Relevansi Kutipan Kartini tentang Agama dengan Politik Identitas Kekinian

21 April 2019   12:27 Diperbarui: 21 April 2019   12:36 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Laraswati.com

Saya mencoba menganalisis Inspirasi kutipan agama buah pikiran Kartini, dan relevansinya dengan politik Identitas kekinian. Bisa jadi Inspirasi Kartini  menuliskan kutipan filosofis agama tersebut untuk dimaknai secara universal, tapi saya mengaitkannya dengan politik Identitas yang masih hangat dibicarakan.

Mari kita simak seperti apa kutipan filosofis tentang agama yang dituliskan Kartini, sehingga terus relevan sampai saat ini.

"Agama memang menjauhkan kita dari dosa, namun berapa banyak perbuatan dosa yang kita lakukan atas nama agama."

Makna filosofis dari kutipan Kartini ini sangat dalam, dan sangat luas tafsirnya. Lihatlah politik identitas yang mengatasnamakan agama, dimana agama betul-betul hanya dijadikan kemasan bukanlah anutan.

Tanpa perasaan berdosa, mereka begitu ringan memainkan identitas agama untuk tujuan politik. Padahal mereka yang terlibat dalam politik identitas agama tersebut, adalah orang-orang yang mengerti apa itu dosa, tapi tanpa merasa berdosa mereka menikmatinya.

Seseorang bisa mendadak menjadi ulama hanya atas dasar kepentingan politik. Dengan kemasan agama pula masyarakat untuk memilih pemimpin yang dianggap sesuai dengan fatwa. Ini adalah hal yang menjerumuskan masyarakat kedalam kesesatan dalam beragama.

Sementara pemimpin yang dipilih, Sama sekali tidak mewakili nilai-nilai yang disyari'atkan agama, tapi atas dasar berbagai kepentingan politik, hal itu dipaksakan menjadi pilihan, lantas masyarakat pun didoktrin untuk memilih karena merupakan pilihan ulama.

Contoh lain, sosok politisi yang sengaja dicitrakan sebagai politisi yang agamis, karena dari Partai yang berbasis agama. Serta merta tokoh ini dianggap panutan, hanya karena kemasan agama. Suatu waktu dia tergelincir dalam tindakan kejahatan korupsi yang sangat memalukan.

Hanya karena satu agama dengan masyarakat kebanyakan, maka kadang tindakan hukum yang disalahkan. Padahal nyata-nyata dia sudah melakukan kejahatan. Kadang kita mudah menjadi maklum hanya karena agama, oleh karena itulah akhirnya agama mudah dijadikan alat politik.

Inilah relevansinya kutipan kartini tentang agama diatas, dengan politik Identitas agama yang sedang menjadi trend dinegara kita ini. Mereka yang mengemas politik dengan agama begitu dipuja, seakan-akan bagian dari manusia yang tidak boleh berdosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun