Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berkuasa di Tengah Bangsa yang Terbelah

24 Februari 2019   12:08 Diperbarui: 24 Februari 2019   12:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau anda mendapatkan kekuasaan dengan cara memecah-belah, anda akan kesulitan nantinya untuk menyatukan mereka" [Barack Obama]

Anda bisa bayangkan masyarakat yang sudah terpecah belah, sebagai Pemimpin terpilih, Anda menemui kesulitan untuk mempersatukan mereka. Sehingga, dalam keseharian bekerja Anda cuma berpikir untuk mempersatukannya.

Apa nikmatnya coba, entahlah kalau Anda cuma penggila kekuasaan, sehingga Anda tidak perlu berpikir bagaimana membenahi rakyat yang sudah terpecah belah. Pada akhirnya, dengan Kekuasaan yang Anda miliki, tindakan represif pun akan digunakan.

Kalau sudah begitu, tindakan untuk mengamankan Kekuasaan pun dilakukan. Bisa jadi aturan dan perundang-undangan pun diubah, demi melanggengkan Kekuasaan, Anda tidak peduli lagi disukai atau tidak oleh rakyat yang Anda pimpin.

Apa nikmatnya berkuasa dengan cara seperti itu, setiap hari Anda hanya dipusingkan oleh urusan orang-orang yang menjilat kepada Kekuasaan Anda, sementara diluar Sana, rakyat yang Anda pimpin tidak sempat dipikirkan nasibnya.

Kekuasaan yang represif pada akhirnya Akan bermuara pada kekuasaan yang otoriter. Dijaman masyarakat yang tingkat berpikirnya semakin cerdas, akan sulit beradaptasi dengan penguasa otoriter, kalau sudah begitu keadaannya, maka penguasa akan menjadi musuhnya rakyat.

Apa nikmatnya pemerintahan yang berhadapan dan bermusuhan dengan rakyatnya sendiri. Sementara masyarakat yang sudah menghirup nikmat aroma demokrasi, walaupun baru sebentar, tidak akan bisa menerima begitu saja keadaan yang demikian.

Kenapa sejak Republik ini berdiri, persatuan dan kesatuan itu menjadi landasan utama untuk menyatukan bangsa yang majemuk ini. Sampai sekarang, persatuan dan kesatuan itu menjadi titik fokus untuk membangun mental masyarakat.

Barack Obama mengeluarkan statement tersebut jelas karena dia merasakan betapa dia menikmati kekuasaannya, ditengah persatuan dan kesatuan masyarakatnya yang majemuk. Tanpa ada hal itu, mungkin Obama tidak bisa menjadi Presiden Amerika.

Sementara, kita yang sudah menikmati kuatnya persatuan dan kesatuan yang Kita miliki, tiba-tiba kita membiarkan ada pihak-pihak yang ingin memecah belah, lewat Politik Agama, hanya karena ingin meraih Kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun