Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Masih Efektifkah Narasi Kriminalisasi Digunakan?

12 Februari 2019   13:20 Diperbarui: 12 Februari 2019   13:39 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Repetisi narasi Kriminalisasi yang terus dimainkan kubu 02, seperti sudah kehabisan amunisi untuk menyerang lawan. Kebohongan yang diulang-ulang, bisa saja menjadi sebuah kebenaran bagi masyarakat yang sudah diracuni kebohongan secara terus menerus, tapi kalau setiap proses hukum yang dihadapi kubu 02, dicap sebagai Kriminalisasi, itu hamtam kromo namanya.

Sudah terlalu sering diulang narasi Kriminalisasi, sehingga pengulangan tersebut membuatnya tidak lagi efektif, sudah dianggap basi bagi masyarakat yang sudah mulai kritis, dan tahu apa yang dilakukan selama ini penuh sandiwara dan kebohongan, sehingga kata Kriminalisasi itu menjadi bentuk kamuflase kebenaran yang ingin diciptakan.

Conditioning yang ingin diciptakan oleh kubu 02 adalah, sebagai Oposisi mereka dizolimi penguasa, meskipun diposisi yang salah mereka tidak ingin dipersilahkan. Yang ingin diciptakan memang Pemerintah Jokowi dzolim, anti ulama, dan anti Islam, dan mereka merepresentasikan diri sebagai kelompok pembela Islam.

Mereka lupa bahwa ada gerakan kesadaran dalam masyarakat sekarang ini, kelompok masyarakat sudah mulai muak dengan tingkat polah, dan sandiwara yang diciptakan kubu 02, gerakan inilah yang sekarang membludak memberikan dukungan kepada kubu 01. Sementara, kubu 02 masih asyik dengan pola lama yang tidak lagi efektif.

Gerakan kesadaran tersebut muncul dari kaum terpelajar, yang tadinya lebih banyak memilih diam ditengah-tengah keriuhan Pilpres. Namun akhirnya mereka sadar, mereka harus hadir dan memihak, karena kubu 02 tidak belajar dari kekalahan di Pilpres 2014, masih terus mengedepankan Hoaks dan kebohongan.

Dari melihat kondisi itulah akhirnya kaum terpelejar ini bangkit, dan akhirnya memihak pada 01, karena 01 dianggap lebih memberikan harapan daripada 02, yang masih terus mengulangi kesalahan dimasa lalu, tanpa ada kreativitas yang baru dalam pola kampanyenya.

Narasi Kriminalisasi itu sudah sangat memuakkan, pengulangan yang disuguhkan sudah membunuh akal Sehat yang dipuja sendiri. Kubu 02 merasa sebagai kelompok yang tidak patut bersentuhan dengan hukum, begitu bersentuhan dengan hukum, mereka langsung meneriakkan Kriminalisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun