Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kali Ini Fadli Zon Kena Batunya

6 Februari 2019   19:16 Diperbarui: 6 Februari 2019   19:19 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Tribunews.com

Sebagai seorang Anggota Dewan, Fadli Zon sangat produktif menuliskan puisi, sehingga produktivitas seharusnya sebagai anggota Dewan pun diabaikan. Tapi mungkin dia pikir, dengan posisinya sebagai Wakil Ketua DPR, karya puisinya akan lebih terbaca. Produktivitas Fadli ini seperti SBY ketika menjadi Presiden, aktif menciptakan lagu.

Itulah enaknya menjadi Fadli Zon, sebagai vocalis Oposisi dia selalu menjadi sorotan media, apa pun yang dicelotehnya menjadi santapan media. Apa lagi kalau dia sudah mengeritik Pemerintah, terlepas benar atau tidak yang dikritisinya, tetap saja menjadi santapan media.

Bukan cuma menciptakan puisi, Fadli juga aktivis media sosial, khususnya Twitter. Baru-baru ini dia dan putri Almarhum Gus Dur, Alisya Wahid, sempat Twit war terkait puisinya yang berjudul "Doa Yang Ditukar," puisinya tersebut diduga sangat melecehkan Kyai Kharismatik Maimoen Zubair.

Puisi tersebut sepertinya terinspirasi dari Do'a Mbah Moen saat mendoakan Jokowi agar terpilih lagi, tapi yang terucap malah nama Prabowo. Tapi memang kalau konteks doanya kalau terpilih kedua kalinya, secara nalar jelas dialamatkan pada Jokowi. Namun banyak pihak menganggap kesalahan itu adalah sebuah tanda dari langit, tetaplah perlu pembuktiannya pada 17 April 2019 nanti.

Berikut doa yang disampaikan oleh Mbah Moen saat berada di samping Jokowi:

"Jadikanlah Ya Allah orang di sampingku ini Presiden, Presiden ini (yaitu) Pak Prabowo, jadikanlah dia Ya Allah untuk kedua kalinya dengan perolehan suara yang banyak".

Atas kesalahan ucap nama tersebut, Romahurmuziy (Romy) mengambil inisiatif untuk memberitahukannya pada Mbah Moen, agar meralat nama Prabowo Menjadi Jokowi, upaya ini pulalah yang menjadi sindiran Fadli, itulah Inspirasinya menuliskan puisi "Doa Yang Ditukar," doa untuk Prabowo Ditukar menjadi Doa untuk Jokowi.

img-20190206-165549-5c5acfffc112fe3aa9249e23.jpg
img-20190206-165549-5c5acfffc112fe3aa9249e23.jpg
Foto : Tribunews.com

Memanglah makna kata dalam puisi itu mengandung multitafsir, setiap orang akan berbeda memaknainya. Penulis puisi bisa saja berargumentasi, bahwa maksud penyampaian puisinya bukanlah seperti apa yang tersurat dan tersirat, tapi ketika makna yang tersirat lebih kentara dari yang tersurat, maka disitulah timbulnya polemik.

Seperti umumnya, sesuatu yang salah kalau terus menerus disampaikan secara berulang-ulang, maka akan dicerna sebagai sebuah kebenaran, sebaliknya juga begitu, meskipun argumentasi Fadli dianggapnya benar, tapi ketika lebih banyak orang menganggap apa yang dituliskannya dalam puisi tersebut adalah penghinaan terhadap Mbah Moen, Fadli juga tidak bisa apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun