Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Bedanya Penulis Baik dan Penulis Buruk

2 Januari 2019   17:44 Diperbarui: 3 Januari 2019   08:38 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Unsplash.com

Alhamdulillah dapat Inspirasi juga akhirnya untuk menulis. Inspirasi ini didapat Setelah membaca artikel seorang K'Ners, Adjat R.Sudrajat di Kompasiana.

Artikel tersebut tidak membahas soal penulis yang baik dan buruk, hanya saja ada kutipannya tentang seperti apa yang dikatakan Penulis yang Baik dan buruk, yang Saya kutip kurang lebih begini :

Jeff Goins, pemilik situs goinswriter.com, menyatakan bahwa untuk membedakan antara penulis yang baik dengan penulis yang buruk, tak lain  perbedaan keduanya tidak pernah terkait skill atau gaya menulis. Seorang penulis yang buruk akan mudah menyerah dan berhenti. Sedangkan penulis yang baik akan terus menulis.

Itukan dalam pandangan Jeff Goins, apakah Kita semua sepakat dengan pendapat tersebut,? Pastinya belum tentu, karena setiap kita pasti berbeda dalam mendefenisikannya.

Jeff lebih mempersoalkan Karakter/sifat, dan tidak menilai dari sisi skill, karena skill menulis itu akan semakin baik kalau terus menulis, sementara kalau mudah berhenti bagaimana mungkin bisa meningkatkan skill.

Memang untuk menjadi seorang penulis yang baik, dari beberpa buku dan artikel yang Saya baca, secara umum dituntut terus menulis, membaca untuk mengasah kemampuan menulis. Dianjurkan untuk terus menulis, menulis apa saja yang diminati, dari hanya sekedar menulis status, menulis, puisi, sampai menulis Cerpen dan artikel. Dengan terus menulislah seseorang akan konsisten dalam menulis.

Kalau merujuk kepada pentunjuk diatas, apa yang dikatakan Jeff Goins adalah benar, bahwa seorang penulis yang baik akan menulis, orang yang berhenti menulis adalah penulis yang buruk, karena dia menyadari bahwa sesungguhnya dia tidak memiliki kemampuan dalam menulis.

Kita mungkin mengenal Dewi Lestari  sebagai musisi atau artis sebelum ia melahirkan karya-karya novelnya. Dewi sendiri lebih memilih menjadi penulis sebagai profesi utamanya dibandingkan menjadi seorang artis.

Pada kenyataannya memang Dewi lebih banyak menerbitkan buku-buku Best Seller ketimbang album musiknya. Itulah berkat Konsistensinya dibidang penulisan.

Banyak penulis terkenal lainnya yang Juga menerbitkan buku-buku Best Seller, Tak lain hanya karena mereka terus menulis dan menulis. Kalaupun memiliki profesi lain, namun tetap fokus dipenulisan. Seorang Seno Gumira Ajidarma, penulis tersohor yang Juga merupakan Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ), adalah juga seseorang yang memilih profesi sebagai penulis, menjadi Rektor IKJ karena dia adalah alumni IKJ.

Seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan dari Indonesia, Prof.Dr.Kuntowijoyo mengatakan, "Syarat untuk menjadi penulis itu ada tiga, yaitu : Menulis, menulis dan menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun