Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Demokrat Menolak Tegas Kembali ke Zaman Soeharto

11 Desember 2018   09:53 Diperbarui: 11 Desember 2018   10:12 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrat beranggapan, Jaman Ode Baru adalah jaman kegelapan kebebasan berpendat, kebebasan berserikat, dan kebebasan pers, sementara era reformasi saat ini, semua kebebasan tersebut sudah terpenuhi, semua kebebasan tersebut tidak lagi dibawah tekanan.

Dengan tegas Demokrat menolak jika Prabowo-Sandi ingin kembali kejaman Soeharto, seperti yang diinginkan Partai Berkarya, yang dipimpin oleh Tommy Soeharto. Seakan terkooptasi oleh Partai Berkarya, semangat kembali kejaman Orde Baru menjadi jargon Prabowo-Sandi yang sangat mengemuka saat ini.

Partai Demokrat menolak klaim Partai Berkarya dan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bahwa rakyat menginginkan kondisi pemerintahan seperti di era Orde Baru. Kalau memang kubu Prabowo menginginkan itu, Demokrat tegas menyatakan tak akan mendukungnya dan mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Ini klaim atau harapan Partai Berkarya saja. Demokrat menolak. Kalau mau seperti Orba, tak usah ada pemilu. Biar Jokowi terus saja," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachland Nashidik, melalui akun Twitter-nya @RachlanNashidik, Senin, 10 Desember 2018.

Pertanda apa ini.?

Sinyal apa yang diberikan Demokrat sesungguhnya.? Dominasi keluarga cendana yang merapat ke Prabowo, lewat Partai Berkarya, mulai menggerus eksistensi Demokrat dalam Koalisi Prabowo. Wajar jika Demokrat menolak tegas klaim dan keinginan Partai Berkarya, karena selama 2 Periode Pemerintahan SBY, sudah memperlihatkan komitmennya terhadap cita-cita reformasi.

Sementara sekarang, lewat klaim Partai Berkarya, ingin kembali menghidupkan semangat Orde Baru yang otoritarian. Bukannya malah lebih maju, tapi malah mundur jauh kebelakang.

Satu sisi Demokrat menyatakan lebih baik mendukung Jokowi-Ma'ruf, daripada Prabowo-Sandi, jika memang Prabowo-Sandi ingin mengusung semangat Orde baru, namun disisi lain Demokrat juga menolak keinginan Presiden Jokowi untuk menghidupkan kembali pasal penghniaan Presiden.

"Pikiran ini justru dimunculkan lagi di masa Jokowi lewat upaya mengembalikan pasal penghinaan presiden," kata Rachland.

Pernyataan Rachland diatas lebih bersifat otokritik sebetulnya, kalaupun diam-diam gagasan Partai Berkarya itu diterapkan Prabowo-Sandi dalam berkuasa, Demokrat pun tidak akan bisa berbuat banyak. Boleh saja Demokrat menolak tegas, tapi sikap itu harus diperlihatkan secara jelas, tidak bisa hanya lepas sebatas pernyataan.

Sekarang yang terlihat nyata mendukung sepenuhnya Prabowo-Sandi, hanyalah Partai Berkarya, Partai koalisi lainnya masih mengejar peruntungan di Pemilu Legislatif. Jadi tidak aneh kalau ada kesan Prabowo-Sandi sudah terkooptasi oleh Partai Berkarya dengan keluarga Cendananya.

Sangat mungkin semangat Orde Baru akan diadobsi oleh Prabowo, karena sikap otoritarian yang dimiliki Soeharto, sangat identik dengan sikap Prabowo. Berkuasa penuh dengan memfokuskan perhatian masyarakat pada penguasa, adalah jiwa dan pola yang dikembangkan Orde Baru untuk berkuasa penuh secara langgeng. Terlebih lagi jika Prabowo bersatu kembali dengan Titiek Soeharto, semakin nyata semagat Orde Baru bisa direalisasikan.

Sumber :

Demokrat Tegas Dukung Jokowi ketimbang Kembali ke Zaman Orba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun