Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deklarasi Prabowo sebagai Capres, Bukanlah Fiksi

12 April 2018   06:50 Diperbarui: 12 April 2018   09:10 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Fajar.co.id

Gerindra mendeklarasikan Prabowo sebagai Capres 2019, bukanlah fiksi tapi adalah sebuah realitas, untuk menantang Petahana Joko Widodo. Harus disyukuri Prabowo masih diberi kesempatan untuk Nyapres kembali, jangan ditanya untuk yang keberapakalinya, karena mencoba peruntungan itu memang harus dilakukan berkali-kali, meskipun selalu gagal, kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda, tidak perlu patah semangat.

Prabowo sudah mengobarkan semangat pendukungnya kembali dengan menyatakan bersedia dicalonkan sebagai Capres, itu artinya Prabowo sudah memberikan harapan kembali kepada pemilihnya, dan Ada bagusnya Prabowo maju lagi, karena kalau Prabowo tidak maju, maka Jokowi akan kehilangan lawan yang tangguh, bahkan bisa jadi Akan lawan kotak kosong, tentunya itu bukanlah yang Kita kehendaki.

Majunya Prabowo sebagai Capres, sangat memungkinkan Akan terbuka peluang bagi Poros ketiga, dengan adanya Poros ketiga maka besar kemungkinannya Pilpres berlangsung Dua putaran, kalau Prabowo tidak maju, maka yang terjadi Paslonnya cuma Ada Dua, itu artinya Prabowo akan dan bertindak sebagai King Maker, sudah pasti Pilpres hanya satu putaran, kalau satu putaran peluang Petahana untuk menang besar sekali, meskipun ini hanya fiksi, tapi bisa saja menjadi sebuah fakta.

Realitas Politik itu bukanlah sesuatu yang eksak, Politik itu sangat lentur dan dinamis sangat tergantung situasi, sesuatu bisa berubah seketika. Kekuatan Prabowo sangat tergantung pada Koalisi Partai yang mendukungnya, meskipun dukungan rakyatnya kuat, kalau tidak didukung koalisi Partai, maka Deklarasi Prabowo sebagai Capres menjadi sebuah fiksi, karena tidak memenuhi kuota Ambang Batas syarat pencalonan seorang Presiden.

Ambang Batas (Presidential Threshold) memang sesuatu yang menyakitkan bagi seorang Capres di Pilpres 2019, karena syarat tersebut membatasi kuota Partai untuk mencalonkan kandidat Presiden, maka dengan berkoalisi diharapkan koalisi beberapa Partai bisa memenuhi kuota tersebut, yang diharapakkan Gerinda sekarang ini PKS dan PAN bisa berkoalisi untuk mendukung Prabowo sebagai Capres.

Sementara Petahana, Joko Widodo, walau pun belum deklarasi, dengan didukung oleh koalisi Partai PDIP, Golkar, Nasdem dan PPP, itu saja sudah memenuhi kuota Ambang Batas syarat pencalonan seorang Presiden, apa lagi Ada tambahan dukungan dari PSI Dan Perindo, sangat mungkin posisi Jokowi sebagai Petahana sangatlah kuat, meskipun seandainya PAN, PKB Dan Demokrat membentuk Poros Ketiga.

Secara kalkulasi Politik, sangat kecil kemungkinannya untuk dimunculkan Poros ketiga, karena, mempersatukan sesuatu yang kemungkinannya kecil dalam Politik adalah Hal yang sia-sia, sementara porsi jabatan di Kabinet adalah sesuatu yang pasti Dan sangat menggiurkan, dengan merapat kekoalisi Jokowi, peluang untuk mendapat porsi jabatan di Kabinet lebih besar peluangnya dibandingkan merapat ke koalisi Prabowo, kecuali memang ingin merealisasikan tagar #2019GantiPresiden.


Apakah Deklarasi Prabowo sebagai Capres hanya Fiksi, ? Atau Tagar 2019GantiPresiden Juga sebuah fiksi, ini perlu pembuktian seberapa kuat dukungan Koalisi Partai yang ingin merealisasikan Dua Hal tersebut, begitulah sejatinya dinamika Politik, tidak ada yang bisa meramal dan mengkalkulasikan, semua tergantung kepentingan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun