Mohon tunggu...
Ajie Muhammad Ikhsan
Ajie Muhammad Ikhsan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya Mahasiswa Biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pendidikan Karakter Dimasa Pandemi Covid 19

28 November 2020   09:59 Diperbarui: 28 November 2020   09:59 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajie Muhammad Ikhsan, Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Univesitas Malikussaleh

Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang.

Sejak adanya pandemi covid 19 ini, pendidikan di indonesia beralih melalui sistem dairing (online) atau tidak tatap muka. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) telah merumuskan konsep sekolah pendidikan karakter, yang setidaknya ada lima karakter yang harus di tanamkan pada peserta didik. Yaitu: Membentuk nilai nasionalisme, integritas, kemandirian, gotong royong dan religius.

Dengan adanya wabah covid 19 telah mengganggu kehidupan serta aktivitas sehari hari di masyarakat bahkan dalam sektor pendidikan, dengan di terapkannya pembatasaan anak pada tempat umum dan belajar dirumah, berbagai aktivitas peserta didik terganggu dalam kegitan sekolah.

Pendidikan karakter merupakan salah satu tujuan penting dari Pendidikan Nasional Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tantangan 

Tidak dapat dimungkiri, keberlangsungan pendidikan karakter peserta didik belum terlaksana sesuai harapan. Berdasarkan analisis sederhana penulis, tantangan pelaksanaan pendidikan karakter pada masa wabah covid-19 ini dapat dideteksi dari dua hal.

  • Pertama, pembelajaran berbasis online membuat siswa kehilangan role model dan sosok yang menjadi panutan.
  • Kedua, penggunaan teknologi digital tidak mampu menjamin peserta didik aman dari terpaan konten-konten negatif yang berakibat pada persoalan moralitas dan krisis karakter.

 Salah satu kunci pendidikan karakter adalah adanya role model individu berkarakter. Di sekolah, yang menjadi role model bagi peserta didik dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter adalah sosok seorang guru. Guru yang berkarakter akan mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai ajaran agama dalam kesehariannya sehingga dapat ditiru oleh peserta didik. Karena pada prinsipnya seorang anak adalah peniru. Peserta didik akan mudah mengembangkan karakternya dengan meniru atau menyaksikan perilaku gurunya. Pembiasaan dan contoh teladan yang diberikan guru akan melahirkan peserta didik yang memiliki karakter mulia.

Misalnya saja, siswa terbiasa disiplin dengan datang tepat waktu karena melihat guru-gurunya juga selalu hadir tepat waktu. Ketika mengikuti ujian, peserta didik akan berusaha jujur karena menyadari gurunya selalu mengutamakan kejujuran dalam kesehariannya. Demikian juga, mereka akan terbiasa bersikap sopan karena mencontohkan gurunya yang selalu bersikap sopan kepada siapa pun.

Namun, Sejak pembelajaran jarak jauh diberlakukan, segala aktivitas belajar-mengajar berpindah ke ruang-ruang digital. Intensitas perjumpaan guru dan siswa berkurang dan komunikasi hanya dilakukan lewat dunia maya. Kedekatan batin yang terjalin melalui bimbingan, arahan, dan tauladan antara siswa dan guru tidak berjalan sebagaimana mestinya. Peserta didik seperti kehilangan figur yang digugu dan ditiru. Kondisi tersebut membawa kekosongan dalam diri siswa terhadap nilai-nilai pendidikan moral dan karakter.

Sayangnya, pembelajaran dengan metode e-learning yang terhubung dengan layanan internet tidak selamanya menjamin peserta didik aman dari pengaruh negatif dunia digital. Media digital dengan segala kebebasannya menyajikan beragam informasi baik positif maupun negatif. Peserta didik yang tidak siap dengan informasi yang begitu deras dan berlimpah, berpotensi terpapar konten-konten negatif yang dapat menggerus karakter mereka. Terjadinya kasus- kasus bullying, pornografi, pergaulan bebas dan tindak criminal lainnya merupakan dampak dari penyalahgunaan media digital di kalangan pelajar.

Ajie Muhammad Ikhsan adalah Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh yang sedang mengikuti KKN-PKP Dibawah bimbingan ibu MUTIA FONNA S.Pd., M.Pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun