Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Digadang dan Dihadang

24 September 2021   17:27 Diperbarui: 24 September 2021   17:30 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: CD Indonesia.com

Gubernur Jawa Tengah, yang juga Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), agaknya akan menjadi "rising star" pada Pilpres 2024. Tanpa perlu Ganjar menggalang dukungan, para pendukungnya yang notabene pendukung setia Jokowi, sudah mendeklarasikan Ganjar sebagai Calon Presiden Pilpres 2024.

Deklarasi tersebut diduga bukanlah keinginan Ganjar, dan Ganjar sendiri tidak perlu susah payah untuk menjelaskan, toh dia tetap fokus pada tupoksinya sebagai pemegang mandat pemerintah daerah sebagai Gubernur Jawa Tengah. Juga sesuai dengan amanat partai sebagai "petugas" partai.

Beberapa hari yang lalu, PDIP mengeluarkan ancaman serta ultimatum, bagi kader partai yang mendeklarasikan diri sebagai Capres, PDIP akan memberikan sanksi sesuai dengan aturan partai. Ultimatum itu meskipun tidak langsung mengarah pada Ganjar, namun publik sudah menduga kalau ancaman tersebut dialamatkan pada Ganjar. (sumber) 

Berbagai media memberitakan, PDIP akan mendisiplinkan kader yang mencuri start mendeklarasikan diri sebagai Capres, sebelum ada keputusan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Ancaman ini sudah jelas mengarah pada Ganjar Pranowo, yang dianggap secara masif mulai mendeklarasikan diri.

Kalau memang Ganjar tidak merasa mendeklarasikan diri tidak perlu menanggapi ancaman tersebut, lagian juga belum tentu ancaman tersebut dialamatkan pada Ganjar. Yang mendeklarasikan Ganjar sebagai Capres adalah pendukungnya, bukan inisiatif dari Ganjar sendiri.

Menurut hemat saya, partai pastinya punya cara yang lebih elegan untuk mengingatkan kader yang dianggap melanggar aturan partai. Tidak perlu mengumbar ancaman dihadapan media. Saya menduga ini memang sesuatu yang sengaja diciptakan, untuk sekadar "cek ombak" sejauh mana dukungan masyarakat terhadap Ganjar.

Megawati bukanlah sembarangan mengumbar sesuatu tanpa perhitungan, salah-salah bisa seperti menepuk air didulang, terpercik muka sendiri. Dua kali Pilpres, yakni 2014 dan 2019, bukanlah ujug-ujug PDIP langsung memilih Jokowi sebagai Capres, semua atas dasar kalkulasi politik yang matang sebelum memutuskan Jokowi sebagai Capres.

Jokowi pun mengalami apa yang sedang dihadapi Ganjar saat ini. Tidak semua kader dan pengurus PDIP bisa menerima pencalonan Jokowi, meskipun pada akhirnya pilihan tetap jatuh pada Jokowi.

Ganjar juga tidak perlu memperlihatkan ambisinya untuk menjadi Capres, kalau pun dukungan terus mengalir dan para pendukung mendeklarasikan dirinya sebagai Capres, Ganjar tidak perlu berpuas diri.

Dalam politik banyak hal bisa terjadi diluar dugaan. Bahkan dalam politik itu kadang seperti pepatah mengatakan: "Anak dipangkuan dicampakkan, anak beruk di rimba malah disusui."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun