Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Indonesia seperti Kerakap di Atas Batu

30 Maret 2021   10:41 Diperbarui: 30 Maret 2021   10:46 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Kalderanews.com

Hari ini 30 Maret 2021 diperingati sebagai Hari Film Nasional dengan tema, "100 Tahun Usmar Ismail" Bapak perfilman Indonesia. Sementara Hari Film Nasional diperingati yang ke 71 tahun.

Bukan cuma di masa Pandemi Film Nasional seperti kerakap di atas batu, yang hidup segan mati tak mau, ke depan hidup film Nasional pun semakin terancam oleh aplikasi online nonton film berlangganan.

Semasa Pandemi banyak bioskop dilarang beroperasi, terkait dengan bahaya penyebaran virus Covid-19. Kalau pun bioskop sudah dibuka, tetap dengan protokoler kesehatan yang ketat, sehingga penonton dibatasi.

Padahal adanya film Nasional, karena ada penontonnya. Kalau penontonya dibatasi, itu artinya target penonton sulit untuk mencapai sesuai dengan harapan. Dunia film memang tidak mati, tapi hidup pun segan, karena produksi tidak menguntungkan.

Orang-orang lebih senang menonton dirumah, lewat aplikasi online, yang tumbuh bak jamur dimusim hujan. Regulasi aplikasi nonton film online ini kalau tidak dibatasi, maka cepat atau lambat fim Indonesia menemui ajalnya.

Sempat beredar di media sosial surat terbuka untuk Presiden Jokowi, dari insan film Indonesia, yang meminta pada Jokowi agar memperhatikan nasib film Indonesia, yang didalamnya ribuan pekerja film dan Bioskop, yang menggantungkan hidup dari keberlangsungan produksi film.

Surat tersebut juga disamping mengeluhkan keberlangsungan bioskop, juga menyoalkan maraknya pembajakan film. Pemerintah terkesan abai dalam mengurus soal maraknya pembajakan film tersebut.

"Bioskop harus bisa bertahan karena di sanalah film-film kami dipertemukan dengan penontonnya. Pembajakan film harus segera diberantas tuntas karena itu adalah potensi ekonomi digital untuk dieksplorasi pelaku industrinya dan ada hak pemasukan negara di dalamnya untuk membangun Indonesia," bunyi surat surat terbuka tersebut. (Kompas.com) 

Insan film Indonesia juga sangat berharap pemerintah menyalurkan bantuan di masa pandemi, bagi insan film yang terjepit dimasa Covid, agar mereka bisa hidup seperti masyarakat pada umumnya, yang mendapat bantuan sosial dari pemerintah.

Film Indonesia memang belum mati, tapi seperti hidup segan, mati pun tak mau. Kalau terus produksi akan menangguk rugi, karena tidak ada penontonnya dimasa Pandemi. Kalau pun ada yang nonton, jumlahnya tidaklah seberapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun