Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Arief Poyuono "Cek Ombak" Gerindra yang Teriak?

19 Juni 2020   23:06 Diperbarui: 19 Juni 2020   23:26 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salahnya Arief Poyuono dimana? Dia cuma bilang, "kebangkitan PKI dimainkan Kadrun", sementara kata Kadrun itu sendiri konotasinya sangat subjektif. Siapa yang dituduhkan Arief dengan kata Kadrun itu sendiri belum jelas. Arief cuma sekadar " Cek Ombak", lah kok malah Gerindra yang teriak, emang Partai Gerindra partainya Kadrun?

Wajar kalau Arief tidak hiraukan panggilan Gerindra, dia tetap kukuh dengan pernyataannya, karena memang apa yang dikatakan adalah sebatas dugaan. Mana ada yang berani protes terhadap pernyataannya, selain dari pada Partai Gerindra, bahkan yang dituduhkan Arief sebagai Kadrun, malah tidak protes.

Sampai segitunya partai Gerindra marah pada Arief, apakah karena ucapannya itu Gerindra merasa dirugikan? Ruginya dimana? Isu kebangkitan PKI itu sudah tidak relevan dengan keadaan sekarang. Mereka yang menganggap PKI itu masih ada, belum bisa membuktikan sama sekali.

Kalau satu orang yang diindikasikan sebagai PKI saja belum bisa ditangkap, gimana mau bilang ada jutaan PKI yang sudah siap bangkit. PKI itu organisasi terlarang yang sudah diberangus, seperti yang dikatakan Arief Poyuono pada Detik.com,

"Kok sanksi sih.... Memang saya salah ngomong fakta? Memang ada tuh PKI bangkit? Kalau bangkit pasti dibubarin aparat hukum dong kan ideologi terlarang," sebutnya.

Bahkan Arief sendiri merasa Gerindra sebagai wadahnya Kadrun, dan framing itu justeru merugikan Gerindra sendiri. Atau jangan-jangan dugaan Arief bahwa Gerindra menjadi wadahnya Kadrun memang benar, buktinya Fadli Zon sampai menyuruh Arief balik ke PDIP.

Cara Gerindra menyikap persoalan ini kurang bijak, Fadli Zon yang katanya sangat mengagungkan demokrasi, justeru terkesan sangat tidak demokratis, Waketum partainya sendiri tidak dibolehkan mengeluarkan pendapat.

Arief sendiri sangat menyesalkan dengan tindakan para petinggi Gerindra yang ingin memberikannya sanksi, dia berkeyakinan tidak akan mendapatkan sanksi, karena apa yang dikatakannya adalah fakta.

Jelas-jelas negara tidak membolehkan adanya organisasi terlarang, HTI saja dibubarkan Pemerintah, apa lagi PKI yang sudah dianggap sebagai Partai terlarang.

Seharuanya Gerindra tidak perlu menegur Arief Poyuono, justeru seharuanya Gerindra mendorong Arief untuk membuktikan fakta dari tuduhannya tersebut. Siapa yang dianggap Arief Kadrun, dia harus bisa tunjuk hidungnya.

Arief Poyuono termasuk kader Gerindra yang 'nyleneh' dan berani mengeluarkan pernyataan, namun dia sangat bertanggung jawab dengan ucapannya. Dia fair dalam bersikap, yang salah ya disalahkannya, yang benar tetap di apresiasinya.

Berbeda dengan Fadli Zon, di matanya orang lain gak ada benarnya, dan menganggap dirinya sebagai penegak kebenaran. Gimana mau menegakkan kebenaran, kalau selalu bersikap tidak objektif. Kritis terhadap penegakan demokrasi, tapi ketika tidak satu pandangan dengan dia, orang lain dibungkamnya.

Gerindra harus bisa membuktikan salahnya Arief Poyuono dimana, dalam hal pernyataannya tersebut, kalau Gerindra tidak bisa membuktikan, berarti dugaan Arief benar, bahwa Gerindra sekarang sudah menjadi wadahnya Kadrun.

Memang kata Kadrun itu identik dengan orang atau kelompok yang berseberangan dengan Pemerintah, tapi sampai saat ini orang atau kelompok yang dituduhkan sebagai Kadrun itu sendiri tidak jelas. Lantas salahnya dimana pernyataan Arief Poyuono?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun