Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati "Menepuk Air Didulang" Jika Paksa Puan Maju sebagai Capres?

11 Maret 2020   09:03 Diperbarui: 11 Maret 2020   09:04 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Megawati mengatakan, pada 2024, perpolitikan Indonesia akan berubah dan terjadi regenerasi. Sebab, sosok seperti dirinya sudah mulai pudar. Sehingga harus anak-anak muda yang didorong. Nyatanya, kata dia, masih ada yang mendorong anggota keluarga, seperti anak, istri, hingga ponakan untuk menjadi calon pemimpin.

SBY mendorong anaknya untuk maju, karena AHY adalah regenerasi kepemimpinan setelah generasi SBY dan Megawati, terus salahnya dimana? Kenapa pula Megawati harus melarang petinggi partai mencalonkan anak menjadi Capres. Salahnya dimana?

Masih Menurut Megawati, ia juga tidak pernah memaksa anak-anaknya mengikuti jejaknya. "Saya hanya ke anak saya, 'Kamu jadilah sesuai dengan apa yang kamu jalankan'. Ada orang yang ngomong Mbak Puan jadi Ketua DPR itu saya yang angkat-angkat. Mana mungkin. Memang suaranya gede. Enggak ada yang bisa nahan. Begitu. Mabok saya dengarnya," kata dia.

Megawati boleh saja bilang seperti itu, tapi publik juga berhak menilainya. Memang bisa saja Puan tidak dipaksa Megawati, tapi dipaksa oleh Partainya, tapi tetap saja kesan yang muncul, Puan maju sebagai Capres, karena restu Megawati. Secara politis, kesannya akan seperti itu.

Apa sih yang tidak mungkin dalam politik? Semua menjadi mungkin, semua bisa dipolitisasi sedemikian rupa, sehingga terkesan semua terjadi tanpa paksaan. Politik itu seni kemungkinan, yang tidak mungkin pun dimungkin-mungkinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun