Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Kiamat Kecil" Itu Bernama Virus Corona

6 Maret 2020   14:44 Diperbarui: 6 Maret 2020   14:56 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KIAMAT KECIL ITU BERNAMA VIRUS CORONA
Tetiba semua menjadi panik dan takut, takut pada penyakit, takut pada wabah virus corona, tapi tidak takut pada pemilik dan yang menciptakan wabah tersebut. Perantara wabah itu, Tuhan menguji umatnya, ternyata seketika tergagap menghadapi "kiamat kecil" yang Tuhan datangkan.

Ujian Tuhan itu sangat rasional, bisa dicerna dengan keimanan, dengan keyakinan bahwa tidak ada sesuatu yang bisa terjadi di muka bumi ini, tanpa seizin-Nya. Bagi Tuhan semua itu mudah, semudah membalikkan telapak tangan, karena Dia sangat berkuasa atas alam dan seisinya.

Bagi yang mengimani-Nya, hanya akan takut kepada-Nya, dan meyakini segala macam penyakit bisa diidap manusia, atas izin dan kehendak-Nya, manusia tidak akan mampu menolaknya. Tapi Tuhan tidak tinggal diam, Dia sudah menyiapkan penawarnya, itulah manusia dibekali akal, agar dengan akal dan ilmunya, bisa menemukan penawarnya.

Orang-orang yang panik menghadapi ujian Tuhan, karena tidak mengimani semua kekuasaan dan kehendak-Nya, dan tidak takut kepada Tuhan, tapi lebih takut pada penyakit yang diciptakan-Nya. Padahal tidak ada satupun yang bisa persiapkan, kalau Tuhan sudah menghendaki semuanya terjadi

Hak manusia hanya sebatas merencanakan, tidak akan lebih heat dari apa yang sudah direncanakan Tuhan. Mewaspadai adalah kewajiban, tapi kewaspadaan yang berlebihan, dengan merusak semua tatanan hidup, dan mengabaikan kepentingan orang lain, tidak juga disukai Tuhan.

Tuhan tidak menyukai segala hal yang berlebih-lebihan, apa lagi sampai mengabaikan keyakinan terhadap-Nya. Apa lagi memborong semua kebutuhan pokok secara berlebihan, sehingga mengabaikan kebutuhan orang lain, juga menaikkan harga diluar batas kewajaran, sangat dimurkai Tuhan.

Tahu apa yang tidak disukai, dan dilarang Tuhan, tapi semua dilanggar hanya atas dasar memenuhi kepentingan nafsu, sehingga lupa kalau Tuhan bisa melakukan apa saja, sekehendak hatinya, untuk menguji manusia, dan itu tidak pernah diyakini bisa dilakukan-Nya.

Itulah manusia, yang kadang lebih mempertuhankan benda, dan ketakutan, ketimbang Takut kepada Tuhan. Batin yang kosong tanpa memiliki spiritualitas, sangat mudah diguncang berbagai keadaan, seketika bisa abai tehadap apa yang seharusnya diyakini. Wallahu'alam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun