Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlunya Komunikasi, Karena Pernikahan untuk Menyatukan Perbedaan

28 Februari 2020   10:45 Diperbarui: 28 Februari 2020   11:46 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: integrasiscience

Visi dan Misi sebuah pernikahan, bukan cuma untuk melahirkan keturunan, tapi juga menyamakan tujuan akhir dari sebuah pernikahan, yakni, membangun Keluarga yang Sakinah, mawaddah, dan warahmah, keluarga yang bahagia, keluarga yang diridhoi Tuhan, agar bisa langgeng sampai akhir hayat.

Pada hakikatnya, manusia diciptakan berpasangan antara istri dan suaminya untuk mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kasih sayang. Kalau salah satunya saja tidak didapatkan, setelah menjalani pernikahan, itu tandanya ada yang tidak dikomunikasikan diawal pernikahan.

Pentingnya komunikasi dalam sebuah rumah tangga, agar satu sama lain, antara suami dan isteri, tahu kebutuhan masing-masing, dan juga tahu bagaimana kebutuhan bersama yang utama. 

Komunikasi juga dibutuhkan untuk mengetahui adanya perbedaan, kesenjangan pemikiran dalam melihat persoalan bersama.

Pada saat masih pacaran, semua terlihat indah, tidak ada kekurangan antara satu sama lain terlihat, tapi setelah menikah, semua baru akan terasa. 

Disinilah perlunya ada komunikasi, masing-masing harus siap untuk dikoreksi pasangannya, dan juga mau introspeksi atas kekurangan yang dimiliki, selain itu mau memuji kelebihan pasangannya.

Tidak cukup waktu hanya satu atau dua tahun, untuk mengenal karakter pasangan, yang sudah menikah puluhan tahun pun belum tentu sudah mengenal pasangannya. 

Penulis sendiri sudah menikah kurang-lebih 35 tahun, sampai saat ini masih merasa belum saling mengenal karakter dan sifat pasangan secara utuh, untungnya salah satunya mau saling mengalah, disaat terjadi perbedaan pendapat.

Persoalannya, ketika setelah menikah penulis lebih sibuk bekerja, dan isteri lebih fokus mengurus anak, otomatis waktu untuk berinteraksi dan berkomunikasi sangat sedikit. 

Begitu menginjak usia pensiun, waktu lebih banyak dirumah, sehingga masing-masing baru mengetahui kelebihan dan kekurangan pasangan.

Perbedaan karakter dan sifat masing-masing baru terasa, kondisi seperti ini kalau tidak diselesaikan dengan komunikasi, maka tidak ada jaminan pernikahan yang sudah sekian puluh tahun akan bubar, tapi karena kedewasaan berpikir dalam menyikapi berbagai perbedaan, dan kesenjangan berpikir pasangan, semua itu bisa diatasi dengan berbagai pemakluman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun