Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Runtuhnya "Hegemoni Kekuasaan" Amien Rais di Tubuh PAN

16 Februari 2020   17:24 Diperbarui: 16 Februari 2020   17:30 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh dibilang Partai Amanat Nasional atau PAN, identik dengan Amien Rais, dan memang pada kenyataannya PAN selama ini dibawah dominasi Amien Rais sehingga pada Pilpres 2019, posisi PAN terkesan sangat gamang.

Ada keinginan berkoalisi dengan pemerintah, tapi terganjal oleh posisi Amien Rais yang Pro-Prabowo, tapi sekarang Prabowo sendiri sudah masuk dalam pemerintahan, maka semakin mempertegas keberadaan Amien Rais diluar pemerintahan.

Terlebih lagi dengan terpilihnya kembali Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN pada Kongres V PAN, yang diadakan di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Selasa (11/2) lalu, dimana sempat diwarnai kericuhan, dari kenyataan ini bisa dianggap dominasi Amien Rais sudah runtuh, dimana calon yang dijagokan Amien Rais, Mulfachri Harahap, dikalahkan Zulkifli Hasan.

Seperti dilansir katadata.com, Zulkifli Hasan kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025. Ia meraih 331 suara, menyisihkan Mulfachri Harahap yang meraih 225 suara dan Dradjad Wibowo yang hanya memperoleh 6 suara.

Pemungutan suara diikuti oleh 563 peserta dari total 590 peserta Kongres V PAN. Proses pemungutan suara dipercepat setelah sempat terjadi kericuhan di antara para pendukung calon ketum PAN. Anggota Steering Committee Kongres V PAN, Totok Daryanto, mengumumkan hasil pemungutan suara yang kembali mengukuhkan Zulkifli di kursi PAN 1 itu.

Dengan kembali memimpin PAN, diharapkan Zulkifli Hasan bisa meruntuhkan hegemoni kekuasaan Amien Rais di tubuh PAN, sehingga PAN bisa menapak lebih jelas, tidak gamang dalam menentukan posisi politik.

Dari luar memang sangat terlihat kalau Amien Rais sangat dominan dalam menentukan arah langkah partai, sehingga secara strategis langkah politik PAN tidak jelas mau menapak kemana. Amien Rais ke Selatan, sementara sebagian besar kadernya malah menapak ke Timur.

Masuk ke pemerintahan, tapi bersuara melebihi oposisi, menikmati kue kekuasaan, tapi bertindak sebagai oposisi, itu semua terjadi karena terlalu dominannya Amien Rais di tubuh PAN.

Sebelum Pilpres 2019, sudah jelas arah PAN ingin berkoalisi dengan pemerintah, namun di tengah jalan kembali gamang, karena di internal partai tidak kondusif, gamangnya PAN dalam menentukan langkah politik, sama gamangnya dengan posisi Amien Rais sendiri.

Ingin tetap bersikap keras kepada Jokowi, tapi masih berharap agar Jokowi mau mengunjunginya, seperti yang pernah dilakukan SBY terhadap dirinya. Namun rupanya Jokowi tidak sama dengan SBY, yang lebih memilih tetap dibenci Amien Rais, ketimbang memgunjungi kediamannya.

Sudah saatnya regenerasi kepemimpinan di tubuh PAN berjalan secara sewajarnya, tidak lagi didominasi oleh kekuasaan dan kekuatan Amien Rais. Amien Rais harus memberikan pendidikan politik pada generasi muda PAN, bahwa politik harus dijalankan sesuai dengan kebutuhan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun