Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Tidak untuk Menunggu Waktu

1 Februari 2020   18:13 Diperbarui: 1 Februari 2020   18:08 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan bergerak begitu cepat, dan itu tidak bisa dikejar dengan hanya menunggu, karena hidup bukan untuk menunggu, apa lagi menunggu tanpa ada kepastian. Hidup harus bergerak dan berpacu dengan waktu, itulah makanya Jalaluddin Rumi mengatakan, hidup adalah Tawanan Waktu.

Kalau diam saja tidak menjadikan Ibadah, hidup tidak ada nilainya. Tuhan juga tidak suka dengan orang yang cuma diam, tanpa melakukan apa-apa, karena DIA memberikan rezeki kepada orang yang berhak, dan orang yang berhak atas rezekinya, adalah orang yang bekerja, dan berusaha untuk mengubah hidupnya.

Kematian saja tidak perlu ditunggu, karena pasti datang kalau sudah waktunya, dan manusia hakikatnya berada dalam tawanan waktu, lahir pada waktunya dan mati pun juga. Hidup dalam tawanan waktu, harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin, tidak ada waktu yang sia-sia diberikan secara gratis.

Jangan terlena dengan segala kemalasan, kemalasan tidak perlu dijadikan sahabat didunia, karena kemalasan adalah jurang kehancuran, yang hanya akan membuat hidupmu sia-sia. Mimpi pun harus realistis, mimpi yang harus bisa diwujudkan, bukan  mimpi yang hanya membuatmu terlena tanpa pernah berusaha untuk mengejarnya.

Tuhan tidak pernah kasih waktu untuk menunggu, dia memberikan kita hidup untuk dimanfaatkan beribadah kepadanya. Beribadah bukan cuma bersujud kepadanya, berbuat kebaikan dimuka bumi pun merupakan ibadah kepadanya. Kalau tidak ada yang dilakukan semasa didunia, itu artinya hidup yang tiada guna.

Berkhayal boleh setinggi langit, karena berkhayal tidak memerlukan biaya, tapi berkhayal saja tidak cukup, harus bisa mewujudkanya. Seperti halnya bermimpi, dan memiliki impian, tapi mimpi pun harus diukur dengan pencapaian.

Mimpi tidak bisa diwujudkan, hanya dengan menunggu dan berpangku tangan, karena Tuhan tidak mengubah nasib suatu kaum, kalau kaum tersebut berusaha untuk mengubahnya. Janji Tuhan itu pasti, menjadi tidak pasti karena tidak meyakininya, dan tidak berprasangka baik terhadap janji-Nya

Belajarlah sampai kenegeri china, china bisa mewujudkan rumah sakit korban Virus Corona, hanya dalam waktu dua hari saja, sementara kita masih senang memperdebatkan hal-hal yang tidak ada manfaatnya. China tidak pernah menunggu waktu untuk sebuah perubahan, karena mereka sudah menguasai segalanya.

Perputaran waktu tidak pernah berubah, tapi perubahan terjadi begitu cepat, dan itu harus dikejar dan diikuti. Yang tidak boleh berubah itu aqidah, tapi kedaan yang belum baik harus diubah, dan mengubah keadaan, tidak bisa cuma dengan menunggu waktu berubah dengan sendirinya.

Itulah kenapa rentang zaman melahirkan kesenjangan, antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Karena tidak semua bangsa, mengantisipasi perubahan yang begitu cepat. Bangsa-bangsa yang mengikuti perubahan zaman, tidak akan mengalami kesenjangan, karena mereka tahu kebutuhan bangsanya jauh kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun