Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kesombongan Anies, Ahok, dan Aa Gym

2 Januari 2020   11:09 Diperbarui: 2 Januari 2020   11:33 9138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu cuitan Aa Gym yang selalu diingat netizen disaat musim hujan di Jakarta tiba, dan Jakarta menjadi banjir. Cuitan fenomenal Aa Gym tersebut selalu muncul diberbagai linimasa media sosial.

Cuitan itu manifestasi dari ungkapan perasaannya terhadap situasi dan kondisi Jakarta saat itu, dimana saat itu Jakarta di pimpin oleh Ahok, yang secara karakter terkesan sangat sombong, ujub dan takabur, sehingga Jakarta diberikan ujian dengan banjir.

sumber: redaksiindonesia.com
sumber: redaksiindonesia.com
Atas kondisi itu, maka munculah cuitan Aa Gym tersebut, yang sekaligus merupakan do'anya, semoga Jakarta diberikan pemimpin yang tidak sombong, ujub dan takabur. Maka saat Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, hasil dari Pilkada DKI 2017, sebagian besar masyarakat Jakarta menerimanya penuh dengan sukacita.

Anies dianggap sebagai representasi dari seorang Gubernur seperti yang di doakan Aa Gym, yang tidak sombong, ujub dan takabur, karena Anies terlihat sangat santun dalam ucapannya, tidak arogan seperti Ahok. Sehingga semua sikap dan perbuatan Anies meraih berbagai pujian.

Anies memang tidak arogan dan kasar sikapnya seperti Ahok, bahkan Anies membalikkan semua kenyataan yang pernah dilakukan Ahok, Anies juga tidak ingin meneruskan semua kebijakan yang pernah dilakukan Ahok, meskipun dianggap berhasil.

Tidak ada kerendahan hati Anies untuk menerima semua hal-hal yang baik pernah dilakukan Ahok, Anies adalah antitesa Ahok juga Jokowi, yang keduanya adalah Mantan Gubernur DKI Jakarta.

Normalisasi Kali Ciliwung yang sudah dianggap ada hasilnya, diganti Anies dengan Naturalisasi, yang mana Menteri PUPR, Basuki saja bingung seperti apa aplikasinya. Setiap diundang rapat oleh kementrian PUPR, Anies hanya mengutus anak buahnya, dan anak buahnya sendiri tidak bisa menjelaskan seperti apa konsep naturalisasi tersebut.

Tidak adanya kerendahan hati dalam hal kordinasi untuk mengatasi masalah banjir yang dihadapi masyarakat Jakarta, adalah wujud sebuah kesombongan Anies, memang tidak terlihat arogan, tapi Anies punya cara sendiri untuk memperlihatkan arogansinya. Memang tidak arogan seperti Ahok, tapi Anies juga arogan dan sombong.

Anies sangat faham posisinya, sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia memiliki ototitas dalam menentukan kebijakannya, dan pemerintah pusat tidak bisa mengintervensinya. Disinilah muncul anggapan kalau Anies sedang melakukan aksi balas dendam terhadap Jokowi.

Anies bisa dengan sombong menolak semua kebijakan yang pernah dilakukan Gubernur pendahulunya. Bagi Anies tidak ada manfaatnya pembangunan Giant Wall, sehingga pemerintahannya tidak perlu menerukannya. Bahkan Anies menolak meneruskan proyek reklamasi yang sudah ada sejak jaman Orde Baru.

Anies menolak adanya penggusuran, yang ada cuma penggeseran, meskipun pada akhirnya tetap ada penggusuran, karena konsep penggeseran seperti yang diutarakannya saat kampanye, susah untuk di implementasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun