Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Erick Thohir "Cuci Piring" Seusai Pesta

8 Desember 2019   07:20 Diperbarui: 8 Desember 2019   07:53 4434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menganalogikan bersih-bersihnya Erick Thohir di BUMN, seperti "cuci piring" setelah pesta usai. Orang lain yang habis pesta, Erick Thohir yang bagian cuci piringnya. Mending kalau sekelas pesta kawinan dikelurahan, yang di bersih kan Erick Thohir pesta di Hotel Bintang Lima, pestanya para Punggawa.

Seakan-akan tidak ada habis-habisnya piring yang kotor, seperti itulah situasi BUMN saat ini. Padahal pesta sudah usai, Erick Thohir terus bersih-bersih, dan berusaha mengurai satu-satu kotoran yang ditinggalkan seusai pesta punggawa BUMN.

Ini memang sebuah ironi, dan sudah biasa terjadi. Pejabat baru laiknya pencuci piring kotor hasil dari pesta pejabat sebelumnya. Dan kotoran itu terserak dimana-mana, ditinggalkan begitu saja.

Betapa kita diperlihatkan secara telanjang berbagai kasus di BUMN, baru satu kasus ditemukan, kasus lain bermunculan. Mencuatnya kasus penyelundupan Harley Davidson oleh petinggi PT Garuda Indonesia, yang di selundupkan lewat pesawat Garuda yang baru di beli, belum selesai sampai disitu.

Muncul lagi kasus di Bank Tabungan Negara (BTN),  sehingga Erick Thohir perlu mengganti Komisaris dan Direksi Bank BTN. Belum lagi kasus PT. Krakatau Steel Tbk (Kras) yang terus merugi, dengan memiliki hutang Rp 40 triliun, dan 60 anak perusahaan yang menjadi beban. Sumber

Belum lagi Perusahaan Listerik Negara (PLN) yang masih terus merugi, dan terus memerlukan suntikan dana dari pemerintah. Begitu juga PT Hutama Karya, juga beberapa perusahaan BUMN yang lainnya. Setiap BUMN punya begitu banyak anak perusahaan, dengan berbagai macam jenis usaha diluar core business utama.

Karut-marut yang ada di BUMN ini dianalogikan sebagai 'piring kotor' yang harus dibersihkan Erick Thohir satu persatu. Gebrakan Erick ini pada akhirnya membuka celah untuk melihat kinerja Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno, sehingga menyisakan tanya, selama ini Rini ngapain aja.?

Dari keseluruhan BUMN sejumlah 142 perusahaan, hanya 15 BUMN yang terbilang sehat, dan memberikan kontribusinya pada negara. Selebihnya adalah BUMN yang sedang 'demam' alias sakit. Inilah PR Erick Thohir sebagai pengganti Rini Soemarno.

Terlalu lama pesta pora yang terjadi di BUMN, sehingga terlalu banyak piring kotor yang tersisa. Yang sudah pesta pora pun sudah tidak diketahui lagi dimana rimbanya.

Bagi sebagian orang, BUMN adalah tempat yang empuk untuk menumpuk kekayaan, tapi bagi sebagian lagi menganggap BUMN sebagai penyanggah finansial pemerintah.

Bisa saja ada yang beranggapan kalau Erick Thohir sedang bersih-bersih orang-orang yang masih terkait dengan Rini Soemarno. Itu memang sesuatu yang perlu dilakukan oleh Erick Thohir, karena untuk membenahi BUMN secara menyeluruh, dibutuhkan orang-orang yang loyal pada pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun