Sebagian besar dari kita mungkin tidak terlalu memikirkan sampah isi staples saat menggunakan staples. Tapi tidak bagi Harkopo Lie, yang merupakan seorang pengusaha, pemilik Museum Bioskop Jambi, dan Sekolah Stella Maris di Jambi, pengusaha Furniture dan toko Cat dikawasan Parung dan Ciputat.
Sampah isi staples itu dia kumpulkan sejak bertahun-tahun lalu, sehingga dimanapun unit usahanya selalu karyawannya diwanti-wanti agar jangan dibuang sembarangan, tapi disimpan dalam botol air mineral.
Atau bisa saja akibat sampah isi staples tersebut bisa melukai orang lain. Maka dari itu, disetiap unit usahanya diwanti-wanti agar tidak membuang sampah isi staples. Dengan begitu, disetiap unit usahanya begitu banyak botol-botol yang berisi sampah isi staples.
Kadang itu yang tidak kita pikirkan, mengerjakan amal yang sederhana dimata orang lain, tapi dimata Tuhan, hal itu dianggap sebagai perbuatan yang mulia. Sibuk mengejar amal yang besar, lupa pada amal yang kecil dan sederhana, namun sangat disukai Tuhan.
Banyak hal-hal yang positif dari sahabat saya Harkopo Lie, banyak falsafah hidup yang menarik, yang saya perlu belajar banyak darinya.
Sangat wajar kalau dia sukses sebagai manusia, karena memang pola pikirnya yang berbeda dari orang-orang kebanyakan. Padahal dia hanya seorang lulusan Sekolah Dasar (SD).
Hidupnya tidak hanya berpikir tentang kepentingannya pribadi, tapi juga memikirkan kehidupan orang lain. Harkopo menganggap Almarhum Ciputra sebagai mentor bisinisnya.
Tidak salah kalau dikatakan, "Sebaik-baik ya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak". Fitrah manusia memang berbuat kebaikan, khususnya kebaikan bagi orang banyak. Ini amalan yang sederhana, namun tidak semua orang bisa melakukannya dalam kehidupan.
Dari tumpukan sampah isi staples itu pula Harkopo menemukan falsafah tentang kekuatan Persatuan dan kesatuan. Ketika pucuk paling atas tumpukan sampah isi staples itu diangkat, maka secara satu dan kesatuan dibawahnya Ikut terangkat. Itulah falsafah kekuatan Persatuan dan kesatuan katanya.
Tidak salah Tuhan memberikan manusia akal, bukan cuma sekadar untuk membedakan manusia dengan mahluk hidup yang lainnya. Dengan akal manusia senantiasa berpikir, dan rugilah orang-orang yang tidak berpikir, yang tidak menggunakan akalnya untuk mencari solusi mengatasi hidupnya sendiri.
Sebagai seorang pengusaha dan seniman Pelukis Poster dulunya, nalurinya berkesenian juga masih terpelihara. Kadang dari sampah isi staples yang begitu banyak, di bentuk menjadi gambar siluet  seseorang. Bahkan dia terpikirkan untuk membuat lukisan tiga dimensi dengan materi sampah isi staples tersebut.
Semoga tulisan yang singkat ini memberikan Inspirasi dan manfaat bagi Kita semua, dan membuka wawasan bagi kita, bahwa banyak celah untuk selalu berbuat kebaikan.
Tulisan ini lahir dari pembicaraan secara langsung, antara penulis dengan Harkopo Lie, saat penulis berkunjung ketempat usahanya.