Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Kerja

-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Sang Pendosa

18 Januari 2023   23:32 Diperbarui: 18 Januari 2023   23:36 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/ Bakr Magrabi

Malam gulita telah sampai pada puncaknya
Mengikis keraguan, mengaburkan alam pikirnya
Tak bertepi, jalani apa kata hati
Kemarin, sekarang, dan nanti tak ada arti.. .

Laju roda, beringas, dan penuh waswas
Apakah arti dari kata puas
Nafsu birahi menggerogoti sampai ke ulu hati
Remang lampu telah menanti.. .

Dicaci maki kehidupan, diterpa ketidakpercayaan
Hidup penuh dengan godaan, kau bilang aku tiada iman
Bertekuk lutut untuk mencari kemuliaan
Di ladang tandus kau kehausan, siapa yang akan kau salahkan?

Dalam lorong-lorong sempit, tangis bayi kelaparan
Tuhan macam apa yang memberikan kesakitan
Koyak-koyak imanku, mampus kata hatiku
Tertawalah di mimbar emasmu.. .

Hidup berakar pada ketidaktahuan
Dosa-dosa mencipta makna kehidupan
Para nabi tak luput dari kesalahan
Tertawalah, jika itu suatu kebenaran.. .

Apa arti kepercayaan tanpa ada keraguan
Terbentur dengan konstruksi sosial
Melanjutkan apa yang telah diajarkan
Sial.. . surya pagi telah bersinar.

Baca juga: Cukup

Baca juga: Sajak Sang Kekasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun