Mohon tunggu...
Aji Teguh Prihatno
Aji Teguh Prihatno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

An Architect of Civilization | Electrical Engineering University Of Indonesia | Telco Engineer at Riyadh, KSA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Haji 1436 H dan Penyerangan Al Aqsa, Momentum Revitalisasi Persatuan Ummat

27 September 2015   05:16 Diperbarui: 28 September 2015   16:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Source pict : http://dontpaniciamislaamic.blogspot.com/2012/06/muslim-unity-ittihad.html"][/caption]

Pada pelaksanaan haji 1436 H /September 2015, tercatat telah syahid (in sha Allah) sebanyak 876 Jamaah, diantaranya 107 jamaah meninggal tertimpa crane [1] dan 769  jamaah meninggal karena berdesak-desakan/terinjak [2]. Hal ini membuat otoritas Arab Saudi, yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz ingin mengevaluasi pelaksanaan haji serta melakukan investigasi mendalam khususnya terkait kasus jamaah berdesakan di Mina.

Fitnah Bertebaran dan Desakralisasi Ibadah Haji/Umrah

Ditengah musibah yang terjadi, ada saja pihak yang ingin mengambil kesempatan dan keuntungan. Baik skala negara maupun skala individu. Tepat beberapa jam setelah kejadian, Iran yang dipimpin pemimpin spiritualnya, Ayatollah Ali Khamenei [3], langsung "menunjuk hidung" dan menimpakan seluruh kesalahan atas musibah jamaah yang berdesakan, kepada Saudi tanpa memberikan otoritas KSA kesempatan untuk melakukan investigasi terlebih dulu. belum cukup dengan "penunjukan hidung", media-media Iran serempak membuat berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Sebagai contohnya, presstv memberitakan convoy pangeran Muhammad bin Salman bin Abdulaziz sebagai penyebab stampede (baca : Prince Salman convoy triggered Hajj stampede: Report ) kemudian dibantah otoritas Saudi. Dan sedihnya, hal ini di amplifikasi oleh media Indonesia (lihat  [Metro TV] Mina Tragedy: Prince Salman Convoy Caused Hajj Stampede). Padahal, menurut pihak resmi penyelenggara haji iran sendiri menyatakan ada 300 jamaah haji Iran yang berbalik arah dibalik musibah desak-desakan di Mina (baca : مسؤول-في-البعثة-الإيرانية-الارتداد-العكسي-لـ-300-حاج-إيراني-وراء-حادثة-التدافع[4].

Fitnah lain yang menurut saya sangat "tidak lucu", pihak media Iran lain, alalam juga ikut menyalahkan otoritas Saudi atas kejadian musibah Mina karena penutupan jalan (bacahttp://www.alalam.ir/news/1742467 ) , setelah saya cek video tersebut adalah video lama 3 tahun lalu (dipost tanggl 31 oktober 2012, lihat تدافع الحجاج في محطة قطار المشاعر 1433 ). Dan masih banyak lagi berita berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan mengenai tuduhan ke pihak Arab Saudi yang bisa kita simpulkan sebagai bentuk fitnah kepada Arab Saudi.

Selain fitnah yang bertebaran, penulis sangat menyesalkan atas opini yang berkembang untuk mendesakralisasi Ibadah Haji sebagai ibadah yang sudah baku hukum dan tempat pelaksanaannya, karena adanya musibah terjadi pada pelaksanaan Haji, dibuatlah opini oleh pihak-pihak liberal yang memberi pesan negatif ke masyarakat "agar tidak perlu haji dan umroh lagi", padahal Ibadah Haji adalah satu rukun ke-islaman bagi seorang muslim.

Al Aqsa Merintih 
Sementara itu, di Bumi Palestina, Jerussalem. Mesjid Suci Al Aqsa masih terus diserang dan dirusak oleh Zionis Israel [5]. Kepiluan ini tertambah karena korban terus berjatuhan di pihak Ummat Islam (Palestina), info terbaru, dengan biadab dan sadis, tentara Israel menembak 10 kali Hadil Hashlamoun, gadis palestina berusia 18 tahun, terkena 10 kali tembakan [6]. Belum ada tindakan konkrit dari Dunia Islam terkait pelecehan dan perusakan mesjid yang pernah dijadikan kiblat pertama Ummat islam ini. Baru Raja Salman yang memperingatkan Israel atas serbuan ini [7], dan tentunya tidak ketinggalan Pemimpin Turki Erdogan dan Raja Jordan Abdullah [8], sedangkan, ironisnya, negara dengan Ummat islam terbesar di Dunia, Indonesia, belum ada penyikapan terkait nasib Masjid Al Aqsa di Palestina ini [9].

Momentum Revitalisasi Persatuan Ummat Islam 
Musibah yang terjadi di musim Haji 1436 serta perusakan Mesjid Al Aqsa yang semakin menjadi jadi dilakukan Zionis Israel, seharusnya dijadikan momentum persatuan Ummat  Islam. Dalam pelaksanaan Haji, negara-negara yang memiliki kepentingan mengirim warganya untuk berhaji dapat turut andil dalam pemantauan atau setidaknya ikut evaluasi bersama pelaksanaan Haji, Bagaimanapun, dua tanah suci (Al Haramain Mekkah dan Madinah) adalah milik bersama Ummat Islam, pihak otoritas Saudi pun membutuhkan feedback atau masukan dari negara mayoritas muslim.

Terkait penyerangan Masjid Al Aqsa oleh Zionis Israel, Ummat Islam harus melakukan terobosan baru, tidak cukup dengan konverensi atau seminar, tapi tindakan nyata secara bersama untuk melindungi Mesjid Al Aqsa, apakah dengan menghidupkan OKI yang selama ini eksistensi nya "antara ada dan tiada", dengan "membakar" semangat dan kepedulian negara-negara Islam, atau dengan menghidupkan satu payung yang kuat di bawah panji Tauhid "Laa ilaa ha ilallah Muhammad Rasulullah" yang selama ini telah mati hampir satu abad lama nya?

Riyadh, Ummul Hamaam,
27 September 2015
Aji Teguh P.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun