Mohon tunggu...
Wilujeng Windhiari
Wilujeng Windhiari Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar Sepanjang Hayat

Ibu rumah tangga, satu putra. Penulis buku-buku Ekonomi dan Akuntansi. Kadang jadi editor. Pernah jadi murid, mahasiswa, guru, akuntan, auditor, pebisnis, penjual sekaligus cs. From all of that, the best thing and I Love so much, is become a housewife and mother of my son.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beginilah Indonesia Merdeka

17 Agustus 2020   07:55 Diperbarui: 17 Agustus 2020   07:47 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

75 tahun sudah Indonesia merdeka. Waktu yang masih sangat belia, jika dibanding dengan Amerika. Namun sudah cukup dewasa, dibanding Singapura. Tapi bagaimana kita? Masih kanak-kanak kah sebagai bangsa, atau sudah bijak-kah sebab dewasa?

Pertanyaan yang tidak akan habis ditanyakan. Namun paling penting, kita harus memahami bagaimana Indonesia merdeka. Meyakini bahwa bhineka tunggal ika, bukan hanya dicomot dari Sutasoma Mpu Tantular. Namun janji suci, yang akan dipegang teguh selama-lamanya!

Proses kemerdekaan Indonesia, adalah perjalanan yang panjang. Perjalanan yang di dalamnya rakyat menderita. Belanda berkuasa selama 350 tahun, dilanjut Jepang 3,5 tahun. Lengkap sudah penderitaan. Rakyat Indonesia sendirilah, yang terdiri dari berbagai suku-bangsa, menjadi inspirasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Di tahun 1800 an, seorang Belanda bernama samaran Multatuli, mulai merasakan kebiadaban bangsanya. Ia menorehkan ketidak adilan yang diterima rakyat Hindia-Belanda, lewat karyanya Max Havelaar. Di sana ia menyayangkan betapa lemahnya pemerintahan Belanda melindungi rakyat Indonesia. 

Sehingga demang, para pejabat pribumi dengan semena-mena memperlakukan mereka. Kerbau-kerbau sumber penghidupan, dirampas semau pejabat, sebagaimana yang dialami salah satu tokoh di dalamnya "Saijah-Adinda". Sepertinya Pemerintah Belanda memang berharap, orang sebangsa saling menindas. Maka mereka dengan leluasa berkuasa.    

Di periode 1900 an, Hindia-Belanda memiliki wartawan yang brilian dan berani, Tirto Adhi Soerjo (TAS). Novel Pram, telah menceritakannya dengan detail dengan bumbu fiksi yang menawan.

TAS tidak banyak dikenal, namun ia berhasil meletakkan dasar perjuangan diplomasi Indonesia. Kemudian H.O.S Tjokroaminoto yang berprofesi sebagai pedagang, turut pula mengkampanyekan Indonesia merdeka. Maka lahirlah Soekarno, M. Natsir, Kasman Singodimejo dan banyak tokoh kemerdekaan lainnya.

Perjuangan diplomasi tak pernah berjalan mulus. Belanda selalu saja terlalu sayang melepas Bumi Pertiwi yang demikian molek. Tapi mereka hanya tertarik kemolekan sang ibu, enggan merawat anak-anaknya.

Hingga kemudian datanglah Jepang, penjajah kejam, yang menjadi pembuka jalan Indonesia Merdeka. Setelah melalui rapat di BPUPKI, dengan Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua, dan anggotanya terdiri dari beragam penduduk Hindia Belanda. Kemudian dilanjut dengan terbentuknya PPKI yang diketuai Soekarno. Pada periode tersebut Jepang, dibuat keok oleh Sekutu dengan dijatuhi bom atom di 2 tempat, Hiroshima dan Nagasaki.

Para pemuda yang tak sabar, kemudian membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Dua tokoh ini dibawa dan diamankan dari pengaruh Jepang di rumah seorang petani Tionghoa bernama Djiauw Kie Siong. Di sanalah terjadi kesepakatan penting untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.  

Sebelum sampai di Jakarta kembali, beberapa tokoh penting juga memiliki peran yang tak kalah hebatnya. Ada Habib Idrus Al Jufri, yang mengusulkan bendera negara Merah-Putih, yang kemudian dijahit oleh Bu Fatmawati. Kemudian Soekarno juga sempat bertemu terlebih dahulu dengan Habib Ali Al Habsyi, guna menentukan waktu dan tanggal proklamasi.

Sampai di Jakarta kembali pada tengah malam 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta, serta golongan pemuda dan tua, berkumpul di rumah Tadashi Maeda yang merupakan perwira angkatan laut Jepang. Ia mempersilahkan pembuatan teks proklamasi di rumahnya.

Maka pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan berkumandang. Seluruh rakyat Indonesia, dari suku-bangsa apapun merasa berbahagia. Dukungan datang dari kerajaan-kerajaan di nusantara. Salah satu dukungan yang cukup kuat, berasal dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Segeralah kemudian dibentuk lambang negara, yang kemudian desainnya diserahkan pada Habib Syarif Sultan Abdul Hamid II. Lagu-lagu kebangsaan tercipta dari tangan dingin para komposer masa perjuangan.

Cukup sampai di situ? 

Tidak, masih sangat banyak tokoh dari berbagai suku-bangsa-agama yang turut membidani lahirnya Indonesia. Namun satu hal yang pasti, inspirasi perjuangan Indonesia, adalah rakyat Indonesia sendiri. 

Tahun 1800, seorang Belanda menyuarakan ketertindasan Bangsa Hindia Belanda. Baru 1 abad kemudian Hindia-Belanda menjelma jadi Indonesia Merdeka. Diperjuangkan seluruh rakyat Indonesia, meleburkan perbedaanya jadi satu, demi satu cita-cita mulia "Indonesia Merdeka".  

Selamat Hari Merdeka! 75 Tahun Indonesia Maju Berdaya Guna!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun