Mohon tunggu...
Ajeng Fadilah
Ajeng Fadilah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Meningkatkan Produktivitas Sebagai Muslim Sejati

25 Februari 2018   21:57 Diperbarui: 25 Februari 2018   22:49 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kita sebagai seorang muslim maupun muslimah sejati seharusnya dapat meningkatkan produktivitas kita dalam berbagai aspek kehidupan. Kesuksesan diusia muda merupakan mimpi bagi semua orang, terutama kita sebagai mahasiswa, yang harus memiliki skill atau kemampuan untuk bersaing diera globalisasi ini. Jika tidak, maka kita akan ketinggalan jauh dengan mereka yang telah memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini pasti tak luput dari perjuangan dan pengorbanan kita dalam meraih kesuksesan tersebut. Didalam hadits Rosullullah telah dijelaskan bagaimana kita harus meningkatkan produktivitas kita dengan usaha yang keras, hadits Nabi SAW yang artinya :

Dari Abu Hurairah RA berkata, aku mendengar Rosulullah SAW bersabda: " hendaklah seeorang diantara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencari kayu bakar, lalu bersedekahlah dengannya dan menjaga diri ( tidak meminta-minta ) dari manusia, yang itu lebih baik daripada meminta kepada seseorang, baik diberi maupun tidak. Tangan diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Mulailah ( memberi ) kepada orang yang menjadi tanggung jawabmu ". ( HR. Muslim )

            Dari hadits diatas, kita dituntut untuk bekerja keras untuk memperoleh rizqi, kita tidak boleh diam begitu saja menunggu datangnya rizqi dari Allah, karena Allah tidak akan mengubah keadaan atau nasib suatu kaum, kecuali kaum itu merubahnya sendiri. Dalam mencari rizqi tentunya juga harus dengan cara yang benar. Mencari rizqi yang baik dan halal merupakan hal yang penting bagi umat islam. Dalam perspektif ekonomi islam, mencari rizqi hendaknya dengan cara yang baik, tidak ada unsur penipuan, riba, maupun hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Usaha yang keras dalam meningkatkan produktivitas kita tentunya harus juga dengan niat yang baik pula, agar apa yang kita dapat sesuai dengan harapan dan di ridhoi oleh Allah SWT.

Kita harus tahu bahwa saat kita akan mencari rizqi, hendaknya diawali dengan niat yang baik dan tidak lupa berdo'a untuk mendapat pertolongan dari Allah SWT, agar dimudahkan setiap apa yang akan kita kerjakan. Setelah itu kita harus berikhtiar semaksimal mungkin dan optimis pada apa yang kita kerjakan, tidak pesimis dan tidak mudah putus asa dalam mengharap rahmat Allah, karena Allah adalah dzat yang maha pengasih dan penyayang. Selalu yakin dan percaya diri pada usaha kita bahwa kita akan memperoleh hasil yang baik atas apa yang telah kita usahakan. Setelah kita berusaha semaksimal mungkin, pada akhirnya kita sebagai orang mukmin yang percaya kepada kekuasaan Allah, kita harus bertawakkal atau menyerahkan sepenuhnya kepada Allah atas hasil yang telah kita kerjakan. Allah pasti akan memberi nikmatnya kepada hambanya yang mau berusaha dengan baik. Namun, jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, kita hendaknya dapat bersikap dewasa, karena Allah pasti mempunyai rencana yang lebih baik maupun pengganti yang lebih baik.

            Setiap apa yang kita usahakan hendaknya dapat memberi manfaat bagi kita maupun bagi orang lain. Saat kita telah mendapatkan rizqi dari Allah, menurut hadits diatas kita juga diperintahkan untuk bersedekah. Hal ini telah dijelaskan juga didalam  ayat Al-Qur'an tentang anjuran bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit. Anjuran bersedekah pasti juga mempunyai manfaat yang banyak dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Kepedulian kita kepada orang-orang yang tidak mampu merupakan bentuk syukur kita atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Setiap harta kita didalamnya ada hak orang miskin yang harus kita sedekahkan kepadanya. Kita juga akan terhindar dari sifat kikir yang sangat dibenci oleh Allah. Kesadaran akan pentingnya bersedekah menjadi ukuran ketaqwaan seorang mukmin kepada Allah untuk melaksanakan perintahnya. Bersedekah merupakan investasi akhirat yang sangat penting sebagai amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita telah meninggal. Bersedekah mempunyai keajaiban yang luar biasa bagi seseorang yang istiqomah menjalankannya. Sesuai dengan janji Allah bagi siapa yang bersedekah akan dilipatgandakan minimal sepuluh kali lipat dan seterusnya. Bersedekah juga dapat menolak berbagai macam bahaya yang akan menimpa kita, juga banyak keajaiaban sedekah yang tela dijanjikan Allah dan Rosul-Nya.

            Didalam hadits diatas, kita seharusnya juga dapat menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain. Analogi hadits tersebut bahwa tangan diatas adalah lebih baik daripada tangan dibawah. Hal ini merupakan anjuran bagi kita bahwa jika kita masih mampu mencari rizqi dengan jiwa dan raga kita, kita dianjurkan beusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Allah dan Rosul-Nya sangat melarang umat islam untuk meminta-minta, karena hal itu dapat merendahkan derajat umat islam dihadapan orang-orang non muslim. Sifat meminta-minta ini bisa timbul dari sifat putus asa ataupun sifat malas dari seseorang itu sendiri. Oleh karena itu, umat islam harus bisa meningkatkan produktivitasnya dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari dan menghindari dari hal meminta-minta. Setiap orang mukmin harus meningkatkan kualitas dirinya , baik dari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seiring berkembangnya zaman. Dengan menigkatkan kualitas dan produktivitas, serta mempunyai keahlian dibidangnya, maka umat islam akan terhindar dari sifat malas dan meminta-minta, sehingga umat islam akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Umat islam juga akan mampu memberi manfaat kepada orang lain dari hasil kerjanya sendiri, memenuhi kewajibannya sebagai seseorang yang bertanggung jawab atas apa yang telah menjadi tanggung jawabnya, misalnya menafkahi anak dan istrinya sebagai seorang suami.

            Kesimpulan dari hadits diatas, bahwa kita harus berusaha atau berikhtiar semaksimal mungkin dan besungguh-sungguh dalam bekerja untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari. Kita juga dilarang untuk meminta-minta kepada orang lain. Karena harta yang kita dapat dari jerih payah dan usaha dari diri kita sendiri adalah jauh lebih baik daripada hasil dari meminta-minta. Hasil dari apa yang kita usahakan, hendaknya dapat kita sedekahkan kepada orang lain yang membutuhkan, agar bisa bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Dari hal itu, dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas untuk menghasilkan barang maupun jasa, kita harus bisa meningkatkan kualitas diri kita dengan sungguh-sungguh. Diantaranya adalah dengan belajar untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, menjaga dan memperbaiki sikap sehari-hari, dan berusaha berinovasi sesuai dengan kemampuan yang telah kita miliki. Dengan hal itu jika kita bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas, maka kita pasti akan dapat memenuhi kebutuhan kita dan dapat menjadi seseorang yang bertanggungjawab pada apa yang telah menjadi tanggung jawab kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun