Mohon tunggu...
Ajeng VenaRudianti
Ajeng VenaRudianti Mohon Tunggu... Lainnya - ajengvena

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantangan Demografi di Kota Batu pada Masa Pandemi Covid-19

26 Oktober 2020   14:03 Diperbarui: 26 Oktober 2020   14:13 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti yang telah kita ketahui mulai akhir tahun 2019 virus Covid-19 yang berasal dari Cina telah menggemparkan dunia. Pada awal tahun 2020 virus ini sudah menyebar ke penjuru Nusantara. Dalam waktu yang sangat singkat covid-19 sudah memakan banyak korban di Indonesia. Hingga saat kini jumlah pasien Covid semakin bertambah banyak. Telah tercatat sampa saat ini terdapat 389.712 kasus corona, 313,764 pasien dinyatakan sembuh,13,299  orang yang meninggal dan 62,649 pasien dirawat per 23/10/2020 (Kompas.com).

Terjadinya pandemi sangat merugikan dan  membawa banyak dampak negatif bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya Kota Batu. Kota Batu sebelumnya sangat terkenal sebagai kota yang memiliki potensi wisata yang sangat bagus. Didukung dengan udaranya yang sejuk dan letak geografis yakni berada pada dataran tinggi menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Serta banyaknya tempat pariwisata juga membuat parawisatawan ingin pergi ke Kota Batu.

Namun sejak adanya pandemi pemerintah Kota Batu menutup semua tempat pariwisata dan mengurangi akses bagi warga luar kota. Hal ini menjadikan banyaknya masyarakat Kota Batu yang kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran. Karena mayoritas masyarakat bekerja di bidang pariwisata dan yang berkaitan dengan pariwisata. 

Pada bulan Juli yang lalu Arif As Sidiq selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu menyatakan bahwa rombongan wisatawan mulai berdatangan. Disisi lain  beberapa pariwisata sudah mulai dioperasikan tetapi jumlah wisatwan yang berkunjung masih jauh dari angka normal seperti hari normal . Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu ,Sujud Hariadi dalam wawancaranya di Surya.co.id mengatakan bahwa dibukanya akses pariwisata di Kota Batu sat ini telah menarik para wisatwan untuk datang. Namun hal ini masih belum mengembalikan kondisi sperti yang biasanya karena wisatwan masih eggan mengeluarkan banyak biaya sebab perekonomian masih lemah (7/10/2020) 

Selain itu ketua PHRI, Sujud Hariadi memperkirakan pariwisata yang ada di Kota Batu akan mulai membaik saat vaksin sudah efektif dapat didistribusikan ke masyarakat. Sujud juga berharap " Semoga di bulan Otober ini suddah tidak ada PSBB lagi  dan bisa lebih baik dari sebelumnya.Pihak PHRI juga akan mengajukan keringangan pajak dalam sektor pariwisata ke Pemerintah Kota Batu agar bisa membantu kalangan usahawan yang masih belum stabil perekonomiannya. 

Arif memaparkan bahwa jumlah wisatawan sudah mulai bertambah seiring dibukanya tempat pariwisata. Kabar ini menjadi harapan bagi masyarakat yang sebelumnya mengalami kerugian dan menjadi pengangguran akan mendapatkan pengahsilan dan pekerjaan nantinya. Arif mengakatakan bahwa "Kami memprediksi semoga semoga jumlah wisatwan mencapai 50 persen dari jumlah wisawatan normal. Hal ini memerlukan dukungan dari banyak sektor. Wisatawan lebih banyak tertarik ke sektor alam saat ini. harapan kami nantinya bisa mencapai 2 juta wisatawan sampai akhir tahun ini," .

Pemkot Kota Batu telah mempersiapkan sarana dan prasana yang memenuhi protokol kesehatan sebagai bentuk pencegahan yang diklakukan untuk mengurangi dan mencegah menyebarnya virus Covid. Berbagai hal diupayakan agar keadaan menjadi stabil dan normal kembali meski masih dalam masa pandemi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun