Kamu,
yang bahkan di atas roller coaster Jatim Park
masih punya nyali meminta satu putaran lagi,
sementara aku nyaris menyerah pada sabuk pengaman
dan degup jantungku sendiri.
Entah lebih takut pada tingginya lintasan
atau pada caramu mengajakku jatuh cinta diam-diam.
Kini,
kita hanya saling tahu tanpa benar-benar saling kenal.
Aku tahu kau masih hidup di semestaku,
walau tak lagi kuikuti jejakmu.
Kupikir, dengan tidak mengikuti Instagram-mu,
rinduku akan perlahan musnah,
tapi ternyata rindu tidak perlu akses internet
untuk tumbuh dan mengganggu tengah malam.
Di semester sepuluh ini,
aku sudah belajar banyak hal:
politik, seni, filsafat, statistik.
Tapi tidak satu pun mata kuliah
yang mengajarkanku cara melupakan seseorang
yang bahkan tak pernah benar-benar kumiliki.
Dan jika kau bertanya,
apa kabar anak perempuan yang dulu hanya menatapmu dari ekor mata?
Jawabnya:
ia masih menuliskanmu dalam sajak-sajak
karena tidak ada tempat lain
yang cukup aman untuk menyimpanmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI