Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Being An Editor: Pengalaman Menjadi Seorang Editor

17 Januari 2023   20:36 Diperbarui: 17 Januari 2023   21:02 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Siapa yang pernah jadi editor? Rasanya gimana guys menurut kalian..?

Kalau gua pribadi pernah jadi editor yang dipekerjakan oleh seorang penulis. Perlu digaris bawahi gua bukan editor professional ya hehe.. Hanya pernah membantu penulis aja untuk mengedit tulisannya beliau. Gua mulai magang jadi editor ini semenjak zaman Madrasah Aliyah. Naskahnya beragam. Dari buku pengetahuan umum sampai buku keagamaan.

Gua juga pernah ngoreksi dengan komputer dan dengan naskah langsung tapi biasaya abis itu diedit lagi di computer. Jujur gua prefer ngoreksi dari naskah yang sudah dicetak dan gua koreksi dengan pulpen merah (agak lawas ya wak caranya hehe). Karena bagi gua berasa lebih jelas aja gitu.. lebih ajep juga karena kepegang tangan. Itukan ya sensasi enaknya membaca? Membalik lembaran demi lembaran kertas sambil mengumpulkan informasi dari dalamnya..? :D

Sedikit banyak gua mengerti seluk beluk dunia pengeditan. Gua belajar gimana harus teliti, fokus sabar dan jadi perfeksionis karena tugasnya nyari-nyari kesalahan wkwk. Mata gua kadang berasa lelah kalau udah kelamaan mantengin layar komputer atau baca setumpuk naskah wkwk. Asiknya sekarang udah banyak fitur pengoreksi bahkan ada fitur koreksi plagiarisme yang dipake dosen gua dulu wkwk jadi kita anti plagiat club karena dosen gua cermat abis.

Dari jadi editor gua juga ambil pelajaran penting, bahwa selain harus mengecek kesalahan dalam pengetikan dan referensi, juga dibutuhkan konsultan atau ahli yang harus mengecek dan mengawasi apakah buku yang ditulis sesuai dengan tuntunan syariat Islam terutama jika buku tersebut membahas hal-hal yang bersifat non fiksi dan tersegmentasi dalam buku agama. 

Yah kalo yang lu tulis resep masakan, butuh dicek sama Chef mungkin ya.. tergantung kapling nulisnya aja sih kemana ya hehe.. yang penting informasi yang kita tulis, terutama yang non fiksi, itu bisa mencerahkan bukan malah menyesatkan. Fun is nice but validation is everything. Becanda tapi fakta kan seru juga ternyata.. ;)

#30haribercerita #30hbc #30hbc2303

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun