Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Palu Undercover

31 Desember 2018   21:27 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah. Beberapa bulan yang lalu gue berkesempatan pergi ke Palu, Sulawesi Tengah. Kejadian ini adalah salah satu moment yang mungkin gak akan gue bisa lupakan. Banyak keajaiban yang gue lihat dan alami langsung. Semoga bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita semua.. Bismillah..

Jujur aja, gue juga sampai sekarang heran gimana bisa gue ke Palu waktu itu setelah hal-hal yang terjadi sama gue. Berawal dari pengajuan menjadi relawan dari salah satu NGO terbesar di Indonesia. Lowongan itu mengharuskan gue ke Palu menjadi staff yang melakukan perpanjangan tangan dari NGO luar negeri di Palu saat menyalurkan bantuan. 

Persyaratannya selain harus kuat mental, fisik dan juga kemampuan berbahasa asing. Setelah melalui test yang cukup melelahkan selama dua hari, dari mulai psikotest, interview dengan berbahasa Inggris, test simulasi sejenis test IELTS, dan lainnya. Alhamdulillah akhirnya gue dinyatakan lulus dan saat itu in shaa Allah akan berangkat ke Palu dalam tempo beberaha hari saja..

Namun, sekitar lusa kemudian, gue dihubungi. Entah kenapa, kata atasan mereka hanya laki-laki yang boleh berangkat ke sana.  Jujur aja, gue kaget dan kecewa denger ini. Namun, gue yakin semua ada hikmahnya. Sebenernya keluarga gue juga gak begitu setuju karena gue harus di sana minimal sebulan. Kelamaan menurut keluarga gue. Mereka khawatir. Ya gue coba saja terima hal ini dengan meyakini pasti ada hikmahnya dari semua ini..

Kemudian, keajaiban terjadi. Hanya berselang beberapa jam dari pengumuman gue gak jadi ke Palu.. gue liat ada iklan tawaran menjadi fotografer yang diharuskan perempuan untuk menyalurkan bantuan ke Palu dan hanya berlangsung tiga hari saja di salah satu grup WA. Gue langsung japri si penyebar tawaran itu. Gue langsung kasih foto-foto terbaik gue terutama saat gue di Gorontalo Utara. 

Alhamdulillah Ibu itu antusias dan memberikan nomer Ustadzah yang memang sumber pertama yang butuh fotografer itu. Gue segera menunjukkan  foto-foto gue juga dan alhamdulillah dia juga sreg. Ustadzah tersebut nelpon gue, kita bincang singkat, dan alhamdulillah deal untuk berangkat ke Palu terjadi. Ma shaa Allah. Alhamdulillah. Gue gak nyangka banget ini bisa terjadi..

Saat hari keberangkatan, gue bersama dengan Ustadzah yang gue panggil Bunda dan temannya yang gue panggil Umma. Jadwal terbang kita waktu itu sekitar pukul 5 dini hari. Kami bangun sekitar pukul dua dini hari, segera bersiap-siap dan segera menuju bandara. Alhamdulillah berkesempatan shalat shubuh di bandara. Perjalanan berlangsung sekitar dua jam ke Makassar. Kita transit di sana. Matahari terik yang tampak di Makassar seakan menyapaku, setelah sekitar lima tahun sudah tak bersua. Panas, namun aku tetap diliputi penasaran, bagaimana kondisi Palu sebenarnya. Separah apakah? Apakah semuanya hancur..?

Perjalanan menuju Palu hanya berlangsung sekitar satu jam dari Makassar. Dari atas pesawat, pemandangan yang di luar nalar terpampang di bawah. Setelah melewati lautan yang terbentang, garis pantai, maka tak lama kulihat sekawasan yang tampak hancur bangunan di atasnya dan dari atas terlihat seperti selai coklat yang dioles, menjadikan dataran itu terlihat begitu mengerikan. Memanjang dan tampak kurang beraturan, bangunan disekitarnya hancur berantakan dan juga sepertinya ada juga persawahan yang hancur. 

Namun anehnya, hanya berjarak tak seberapa jauh ada perumahan yang utuh tak hancur sama sekali. Pemandangan ini membuatku ternganga. Subhanallah. Sungguh kuasa Alloh SWT. Ini sama sekali tak masuk nalar bagaimana bisa terjadi.. Mengapa tidak hancur semua ..? Mengapa hanya sebagian-sebagian saja..?

Tak lama, alhamdulillah kami tiba di bandara SIS Al-Jufri. Aku segera melanjutkan melakukan peliputan. Sedikit sekali pesawat di sana. Hanya tampak pesawat TNI yang gagah dan bercorak Army, dan sekitar satu atau dua pesawat lainnya. Padahal, ini sudah sekitar dua pekan dari waktu terjadinya bencana alam di Palu. Bangunan yang retak-retak, bagian atap bandara yang seperti coak hancur sebagian.. Juga terlihat menara pantau bandara yang hancur.. Hatiku melihat ngeri. Membayangkan bagaimana seramnya saat terjadi momentum itu. Begitu masuk ke dalam, tampak kaca-kaca yang pecah, plafon yang sudah hampir sempurna hancur, eskalator yang tak berfungsi, juga beberapa konstruksi yang rusak. Walau sudah dibersihkan dan ada aktivitas bandara pada umunya, namun pemandangan ini sungguh masih menyiratkan betapa dahsyatnya peristiwa bencana alam itu terjadi.


In shaa Allah, lanjut ke bagian dua... (5 Januari 2024 : mohon maaf tidak bisa dilanjut di part 2)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun